Dua hal itu menurut Hamdi Muluk adalah apabila
- Jokowi meninggal dunia (dibunuh atau disantet).
- PDIP tidak mencalonkannya sebagai presiden.
Hamdi menambahkan, Jokowi penting artinya dalam peta politik sekarang. "Cuma Jokowi tokoh yang disukai rakyat, jadi peta politik saat ini, yah Jokowi. Mengapa? masyarakat ingin menu yang baru ibarat makanan, Jokowi menu favorit yang dipilih Republik ini," kata Hamdi.
Menurut Hamdi, apabila Jokowi maju sebagai peserta capres 2014, kandidat capres lainnya tidak ada artinya. "Seolah-olah Jokowi sudah menghilangkan tokoh-tokoh lain, jadi satu nama yang penting yah Jokowi lagi," katanya
Hamdi menuturkan, alasan popularitas Jokowi karena dia memiliki empati sosial terhadap masyarakat dibandingkan tokoh lain yang masih sibuk dengan iklan-iklan kampanyenya di media-media.
"Republik ini namanya cuma Jokowi dan satu-satunya memiliki emapti sosial kepada masyarakat. Yah Jokowi sudah pasti menang, dibandingkan tokoh lain masih iklan sana-sini," katanya
Sementara itu, survei Indobarometer menunjukkan, Partai Demokrat masih belum memiliki calon yang bisa bersaing dengan Jokowi. Menurut Direktur Indobarometer M Qodari, kandidat konvensi capres Demokrat tersebut masih rendah elektabilitasnya dibandingkan Jokowi.
"Dalam dua kandidat yang diusung Demokrat itu masih rendah dibandingkan Jokowi. Karena konvensinya tidak menggembirakan. Ini juga salah satu faktornya," katanya.
Dalam survei Indobarometer, kandidat Demokrat yang tertinggi elektabilitasnya ialah Dahlan Iskan dan Pramono Edhi. Ilustrasinya, Dahlan memang memiliki popularitas di kalangan masyarakat sedangkan Pramono Edhi karena dia memiliki kedekatan dengan Cikeas.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar