Direktur Indo Barometer M. Qodari memastikan suara milik Prabowo Subianto sebagai calon presiden nanti akan tersedot apabila PDI Perjuangan memasang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden. Skenario sebaliknya apabila PDI Perjuangan mencalonkan Megawati Soekarnoputri.
"Kalau Jokowi maju, suara Prabowo akan termakan," kata Qodari dalam rilis hasil Political Outlook 2014 di Jakarta, Minggu (22/12/2013).
Menurut Qodari, tergerusnya suara Prabowo ke Jokowi terjadi dalam semua simulasi calon presiden. Indo Barometer membuat simulasi pemilihan presiden dengan mengajukan 12, 5, 4, dan 3 nama calon presiden.
Qodari mencontohkan, dalam simulasi 12 nama ketika PDIP mencalonkan Megawati sebagai calon presiden, suara yang diperoleh Mega hanya 17,3 persen dan duduk di posisi kedua. Sementara Prabowo 19,8 persen di posisi pertama. Ketika PDIP mencalonkan Jokowi, suaranya mecapai 37,7 persen, sementara Prabowo hanya 13 persen dan turun ke posisi ketiga.
Dalam simulasi 5 nama, ketika PDIP mencalonkan Mega, suaranya hanya 17,7 persen di posisi ketiga, sementara Prabowo lagi-lagi di posisi pertama dengan 21,8 persen di atas Aburizal Bakrie dengan 17,9 persen. Sementara bila Jokowi yang maju, suaranya mencapai 39,8 persen di posisi pertama, sementara Prabowo kembali melorot di posisi ketiga dengan 13,8 persen, dan Aburizal di posisi kedua dengan 15,3 persen.
"Rata-rata suara Prabowo yang hilang mencapai 7-10 persen bila Jokowi yang maju dari PDIP," kata Qodari.
Dalam survei yang dilakukan 4-15 Desember tersebut, Qodari mengatakan Indo Barometer melibatkan 1200 responden yang dipilih secara multistage random sampling. Dia mengklaim tingkat kepercayaan hasil siginya 95 persen dengan margin error plus minus 3,0 persen. Pengumpulan data dilakukan lewat wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuosioner.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar