Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meyakini pembangunan sejumlah moda transportasi seperti mass rapid transit
(MRT) dan monorel di Jakarta dapat mengurangi tingkat penggunaan
kendaraan pribadi. Jika masyarakat beralih ke transportasi massal,
Jokowi membayangkan jalanan di DKI akan lebih nyaman digunakan.
"Kira-kira bisa dipakai untuk ngebut-lah," canda Jokowi di sela-sela blusukan di Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/10/2013).
Jokowi
pun menjelaskan urut-urutan pembangunan moda transportasi yang
rencananya akan dilanjutkan dengan penerapan program pengendalian
kemacetan, seperti electronic road pricing atau ERP, ganjil-genap, serta pajak parkir tinggi.
Pada
10 Oktober 2013 mendatang, peletakan batu pertama pembangunan MRT akan
dimulai. Pengerjaan MRT dibagi menjadi delapan paket konstruksi sipil.
Rinciannya, tiga konstruksi sipil di bawah tanah (underground),
yaitu Jalan Sisimangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia, tiga
konstruksi sipil layang di Lebak Bulus hingga Al Azhar, dan dua paket
pengadaan sistem dan rolling stock.
Sementara enam hari
berselang, yakni 16 Oktober 2013, peletakan batu pertama pembangunan
monorel akan dimulai. Monorel terdiri dari dua rute, yakni green line dan blue line. Rute green line akan sepanjang 14,5 km membentang dari Kuningan-Asia Afrika-Karet,kemudian kembali ke Kuningan. Sementara blue line
akan dibangun sepanjang 9,7 km yang membentang dari Kampung
Melayu-Taman Anggrek dengan tambahan jalurnya ke Pondok Kelapa-Sentral
Timur Jakarta-dan Puri Indah.
MRT, kata Jokowi, diperkirakan
rampung sekitar enam tahun, sedangkan monorel hanya tiga tahun.
"Pembangunan MRT dan monorel saya kira akan kelihatan itu jalan di
Jakarta seperti apa," ujarnya.
Terlebih lagi, akhir tahun 2013
hingga awal 2014 mendatang, sebanyak 1.000 bus sedang dan 700 bus
transjakarta akan mulai beroperasi. Dia yakin, jalan di Ibu Kota akan
lebih manusiawi.
"Kemudian, nanti kalau masih diperlukan lagi,
pajak progresif akan kita naikkan, genap ganjil dan ERP kita laksanakan.
Pasti akan kelihatan hasilnya jalanan di Jakarta bisa dipakai ngebut," ujarnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar