Persoalan bangunan sekolah sudah semestinya menjadi urusan pemerintah
untuk membenahi berbagai kekurangan yang ada. Apa yang terjadi di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kramatjati 27 Pagi, Jakarta Timur, tentunya
perlu penanganan dan perhatian serius dari Pemprov DKI Jakarta,
khususnya Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Para pelajar di SDN
tersebut meminjam mushala untuk kegiatan belajar mengajar. Pelajar SD
yang masih polos itu justru memahami betul kondisi sekolah mereka yang
sudah tak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) lagi.
"Iya tahu karena atapnya jebol. Takut kejatohan kena teman-teman," kata Firja Sahid Al Zidan (10), pelajar kelas IV SD itu, kepada Kompas, Kamis (18/7/2013).
Sudah
dua hari Zidan dan teman-temannya belajar di Mushala Arohman yang
berada di lingkungan sekolah. Zidan dan teman-temannya mampu beradaptasi
meski bukan belajar di ruangan kelas mereka.
"Sekarang belajarnya di mushala. Enak kok, sama enaknya dua-duanya," ujar Zidan.
Namun,
Zidan tetap berkeinginan agar sekolahnya dapat diperbaiki segera. Zidan
mengaku mengenal sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan berharap
mau mendatangi dan melihat sekolahnya.
"Pak Jokowi dateng ke sini lihat sekolah saya, bagusin," kata pelajar yang tinggal di Batu Bula Tiga, Condet, Jakarta Timur, itu.
Siswa
lainnya, Lisa Servina (11), pelajar sekolah kelas VI di sana,
menyampaikan hal senada. Sudah dua hari Lisa belajar di mushala. Ia pun
menitipkan pesan untuk Jokowi agar mau memperbaiki sekolah tersebut.
"Pak Jokowi, benerin kelas saya dong," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com,
terdapat delapan ruangan sekolah yang bisa dikatakan rawan. Ruangan itu
terdiri dari dua ruangan kelas I, dua ruangan kelas II, dan sisanya
masing-masing satu kelas untuk ruangan kelas III, IV, V, dan VI.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar