Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi calon presiden dengan
elektabilitas tertinggi. Bahkan, jika ditempatkan sebagai calon wakil
presiden pun, ia masih menjadi juaranya. Hal itu tercermin dari survei
yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB) pada 11-18 Juni 2013 di 30
provinsi, minus Papua Barat, Maluku Utara, dan Sulawesi Barat
(Kalimantan Utara tak dimasukkan).
"Jokowi
elektabilitasnya kuat baik di capres mapun di cawapres," kata peneliti
PDB Didik J Rachbini, di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Jokowi
menempati urutan pertama dengan 29,57 persen, diikuti Prabowo Subianto
dengan 19,83 persen, Megawati 13,08 persen, Abu Rizal Bakrie dengan
11,62 dan Jusuf Kalla dengan 5,47 persen. Sementara untuk elektabilitas
cawapres, lagi-lagi Gubernur DKI Jakarta itu menempati urutan teratas
dengan 30,68 persen. Disusul Jusuf Kalla 18,29 persen, Hatta Rajasa 8,46
persen, Dahlan Iskan 6,32 persen dan Mahfud MD 3,93 persen.
"Pasangan
Prabowo-Jokowi jadi pasangan yang paling diinginkan. Tapi Prabowo kalau
tidak ada Jokowi juga lain ceritanya. Selanjutnya ada Jokowi-Jusuf
Kalla," ujar Didik.
Dalam daftar survei, urutan pasangan di
urutan ketiga ada Ical-Jokowi dengan 12,53 persen, Megawati-Jokowi
dengan 12,34 persen, dan Megawati-JK dengan 6,45 persen.
Sementara
itu, jika Prabowo dipasangkan dengan capres bukan Jokowi, maka mantan
Danjen Kopassus itu hanya menempati peringkat kedelapan dengan 3,5
persen. Di urutan ini, Prabowo dipasangkan dengan mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi Mahfud MD.
"(Elektabilitas) bisa saja berubah
tergantung peristiwa. Misal saja jokowi tidak beres mengurus Jakarta,
bisa saja ini berubah. Tapi untung yang sekarang, Jokowi tetap yang
teratas," kata Didik.
Survei ini melibatkan 1200 responden yang
diwawancara langsung dengan usia minimum 17 tahun dan seluruhnya telah
menikah. Metode survei menggunakan kuesioner terstruktur dengan margin
of error 2,8 persen.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar