Kamis, 18 Juli 2013

Mega Kalah dari Jokowi karena Belum "Ngapa-ngapain"

 Joko Widodo alias Jokowi terus menjadi "kembang" dalam survei elektabilitas calon presiden yang dilakukan sejumlah lembaga. Dalam survei Lembaga Survei Nasional (LSN), ia bahkan mengungguli Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang juga mantan Presiden, Megawati Soekarnoputri. Secara jam terbang, Mega sudah lebih dulu terjun ke panggung politik daripada Jokowi. 
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, partainya bisa memahami hasil survei yang menempatkan Mega pada peringkat yang berbeda-beda. Menurut Tjahjo, tidak stabilnya elektabilitas Mega karena belum melakukan langkah-langkah kampanye.
"Belum ada langkah seperti pasang iklan, dan mendeklarasikannya mau pun bergerak secara terencana," kata Tjahjo, Kamis (18/7/2013).
Mengenai hasil survei yang menempatkan Jokowi di atas Mega, menurut Tjahjo, PDI Perjuangan mencermatinya. Akan tetapu, kata dia, survei bukan menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan. Selain itu, Tjahjo menilai, melejitnya elektabilitas Jokowi sama sekali tidak terkait dengan manuver Jokowi selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Itu tidak ada kaitannya dengan pencitraan dirinya sebagai capres. Semata-mata tugas Jokowi sebagai Gubernur DKI saja yang harus turun, kerja mereformasi birokrasi di DKI dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di DKI," paparnya.

Jokowi kalahkan Megawati
Elektabilitas Jokowi melesat tinggi meninggalkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dalam survei elektabilitas capres PDI Perjuangan yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN), Jokowi meraih suara 68,1 persen dan Megawati 14,9 persen. Setelah Jokowi dan Megawati, publik menginginkan Puan Maharani (1,5 persen), Rano Karno (1,4 persen), Rieke Diah Pitaloka (1,4 persen), Ganjar Pranowo (1,1 persen), Budiman Sudjatmiko (0,9 persen), Maruarar Sirait (0,4 persen), Teras Narang (0,2 persen), dan Tjahjo Kumolo (0,2 persen).


Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar