Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB ketika Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo akan melanjutkan aktivitasnya yang super padat di awal pekan
kemarin. Bekas Wali Kota Solo yang akrab disapa Jokowi ini baru saja
menerima kunjungan Menteri Perumahan Rakyat Djan Fariz di Balai Kota.
Dengan
langkah agak tergesa setelah mengantar sang tamu sampai teras pendopo,
Jokowi yang Senin itu mengenakan setelan seragam dinas hijau-hijau,
seperti biasa langsung dikerubuti wartawan. Namun ketika itu ia tidak
hanya ditanyai perihal pertemuan dengan Menpera yang membahas masalah
rumah susun di Pasar Rumput dan Pasarminggu. Yang lebih menjadi sorotan
adalah aksi blusukan Jokowi.
Maklum, di pekan sebelumnya, Jokowi
baru saja "disudutkan" oleh lembaga swadaya masyarakat Forum Indonesia
untuk Transparansi Anggaran (Fitra) soal aksi blusukannya yang mendapat
alokasi anggaran dalam jumlah besar. Koordinator Advokasi Fitra, M.
Maulana, mengatakan dana yang oleh publik dikenal sebagai anggaran
blusukan tersebut dalam peraturan gubernur disebut belanja penunjang
operasional kepala daerah dan wakil kepala daerah. "Biaya tunjangan
operasional kepala daerah besarnya Rp 26,6 miliar," kata dia kepada
Detik.
Faktanya, gaya kepemimpinan Jokowi yang notabene dekat
dengan rakyat itu memang telah membetot perhatian masyarakat luas, tak
terkecuali para elite politik di negeri ini. Terhitung 282 hari sudah
Jokowi menduduki kursi jabatan Gubernur DKI. Di sepanjang awal periode
kepemimpinannya itulah hampir saban hari ia melancarkan berbagai
terobosan yang terbilang agresif dengan aksi blusukannya.
Berbeda
dengan pendahulu-pendahulu sebelumnya dalam upaya membenahi karut
marutnya persoalan ibu kota, orang nomor satu di Jakarta ini tak bisa
dipungkiri memiliki style yang berbeda. Namun dengan menerapkan gaya
blusukan yang kenyataannya sebenarnya sangat disukai oleh warga ibu
kota, Jokowi juga menuai sorotan negatif.
Ia dituding
menghabiskan dana yang tak sedikit untuk menjalankan gaya kepemimpinan
merakyatnya itu, yang memang sudah dilakukannya sejak masih menjabat
sebagai wali kota Solo. Fitra menyebut jika anggaran blusukan tersebut
dirinci, maka setiap bulannya mendapat alokasi sekitar Rp 2,2 miliar.
"Per hari dapat Rp 70-an juta berdua, masing-masing sekitar Rp 37 juta
untuk kepala daerah dan wakilnya," ujar Maulana.
Hanya saja
ketika disinggung mengenai jumlah anggaran khusus untuk blusukan,
Maulana mengaku pihaknya belum mendapat angka pastinya. "Sejauh ini sih
kita belum menelusuri sampai ke detailnya seperti itu."
Pemerintah
Provinsi DKI membantah tundingan yang dilontarkan Fitra. Salah satu
yang pasang badan adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah, Endang
Wijayanti. Dia menegaskan tidak ada anggaran untuk aktivitas blusukan
yang dilakukan oleh Jokowi.
"Tidak ada itu yang namanya anggaran
untuk blusukan, tidak pernah dianggarkan," kata dia kepada Detik,
kemarin. Endang menuturkan, selama ini alokasi biaya pengeluaran yang
digunakan Jokowi dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama untuk blusukan
diambil dari dana operasional tahun ini yang berjumlah Rp 26,6 miliar.
"Anggaran yang digunakan Bapak untuk itu (blusukan) adalah dana
operasional kepala daerah, itu yang Rp 26,6 miliar," kata Endang.
Seolah
tak mau ambil pusing, Jokowi mengaku akan tetap blusukan meski
programnya itu dipertanyakan. Ia beralasan, kegiatannya itu dilakukan
sebagai manajemen kontrol dan juga untuk pengawasan sehingga program
pemerintahan bisa terealisasi. Karena itu ia berujar akan tetap blusukan
selama ia menjadi pemimpin di DKI.
"Tetap blusukanlah, sepanjang
masih punya kaki," kata Jokowi dengan nada santai. Ia menekankan bahwa
program blusukan yang ia jalankan tidak menelan anggaran yang besar.
Jokowi pun menolak disebut memboroskan anggaran belanja dan pendapatan
daerah. "Boros apa. Blusukan itu enggak pernah pakai anggaran, blusukan
itu modalnya hanya jalan kaki, enggak ada yang lain," kata dia.
Lebih
lanjut ia juga membantah aksinya itu sebagai wujud pencitraan politis
demi mendapat dukungan masyarakat. "Yang dicitrakan itu apanya? Lah wong
kita ke kelurahan, kecamatan cuma untuk mengecek doang, enggak pakai
dana apa-apa."
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar