Sore menjelang di kawasan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kemarin puluhan warga asyik bercengkerama di pinggiran Waduk sambil
menunggu bedug Maghrib. Ada rombongan ibu-ibu bersama anak-anaknya, ada
juga muda-mudi yang sekadar ngobrol. Beberapa malah ada yang mengambil
gambar menggunakan telepon genggam dengan latar belakang suasana baru
Waduk Pluit.
"Lumayan buat ngabuburit, sudah tidak bau lagi
seperti dulu," kata Hendra, salah satu pengunjung kepada Detik di
kemarin. Senada dengan Hendra, Yadi mengatakan meski pengerjaannya belum
selesai, pinggiran Waduk Pluit kini terasa lebih asri dibanding
sebelumnya. Kondisi Waduk Pluit sekarang berbeda dengan Januari lalu.
Saat itu bantaran waduk dengan luas 80 hektar itu dipenuhi bangunan
rumah padat penduduk. Di bagian sebelah barat, hampir seluruh permukaan
waduk tertutup tanaman enceng gondok. Ada juga tumpukan sampah yang
menimbulkan bau tak sedap. Saat ini baik tumpukan sampah, maupun
pemukiman padat penduduk sudah hilang. Berganti dengan suasana baru.
Gubernur
DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan pengerjaan
normalisasi Waduk Pluit setelah banjir melanda Ibu Kota pada Januari
lalu. Saat ini pengerukan waduk yang luasannya sempat menyusut menjadi
60 hektar itu masih terus dilakukan. Rencananya, di sekeliling Waduk
Pluit akan dibangun jalan beraspal. Beberapa ruas jalan malah sudah
selesai dikerjakan. Seperti jalan Taman Burung, -sebelah apartemen
Laguna-, jalan Waduk Pluit dan jalan Muara Karang, lengkap dengan lampu
jalan.
Kemarin sore, ada empat alat berat jenis becho yang berada
di bibir waduk. Sedangkan 4 becho lainnya berada di darat dan sedang
mengeruk lahan yang akan dijadikan taman. Lahan yang akan dibangun taman
tersebut terpisahkan oleh aliran air waduk yang mengarah ke jalan raya.
Para pekerja saat ini sedang membangun jembatan yang menghubungkan
jalan Muara Karang dengan jalan Waduk Pluit.
Menurut Hendra
perubahan drastis di Waduk Pluit tak lepas dari aksi blusukan Gubernur
DKI Jakarta, Joko Widodo. Pria yang akrab disapa Jokowi itu berulang
kali mengunjungi Waduk Pluit selama pengerjaan normalisasi. “'Blusukan
Jokowi tentu berpengaruh sama percepatan ini (normalisasi)," kata
Hendra.
Selepas salat tarawih
puluhan bocah bermain kejar-kejaran di sela gerobak pedagang makanan di
rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara
kemarin. Canda dan tawa mereka seolah tak menyisakan trauma banjir yang
terjadi akibat meluapnya Waduk Pluit, pertengahan Januari lalu. Pasca
banjir melanda, Gubernur Jokowi memindahkan warga yang tinggal di
bantaran Waduk Pluit ke rusun Marunda.
Kondisi rusun Marunda kini
tampak lebih bersih dan asri dibanding beberapa bulan yang lalu. Ada 6
Pot bunga tersusun rapi di lantai dasar blok, seperti di blok 2. Mila,
istri Ketua Rukun Tetangga Blok 2 Mujiono mengaku, membaiknya kondisi
rumah susun Marunda tidak lepas dari aksi 'blusukan' Jokowi maupun
Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ardi, 24 tahun,
menguatkan pengakuan Mila. Menurut Ardi, 'blusukan' yang dilakukan
Jokowi maupun Ahok membuat penghuni rumah susun semakin terseleksi.
Penguhuninya yang semakin ramai membuat rusun Marunda semakin nyaman
ditempati.
Aksi blusukan Jokowi
mendapat kritikan dari beberapa kalangan. Pengamat perkotaan dari
Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, secara kasat mata aksi
tersebut belum membawa perubahan yang signifikan. “Hasil blusukan itu
memang bukan membangun fisik tapi kulturnya, membangun kepedulian,” kata
Yayat kepada Detik Selasa kemarin.
Senada dengan Yayat, pengamat
politik dari Universitas Indonesia Iberamsjah mengatakan blusukan yang
dilakukan Jokowi belum berdampak besar karena tidak adanya grand design
penyelesaian masalah kota Jakarta. “Penasihat dia (Jokowi) tidak punya
masterplan. Jujur saja Jokowi tidak punya konsep untuk selesaikan
banjir, kemacetan yang luar biasa,” kata Iberamsjah secara terpisah.
Sebelumnya,
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyoroti
pengalokasian sejumlah dana blusukan Jokowi. Koordinator advokasi FITRA
M. Maulana menyebut dana blusukan yang masuk dalam alokasi belanja
operasional Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama
mencapai Rp 26,6 miliar. Maulana menilai aksi blusukan Jokowi tidak
memberikan manfaat, karena belum ada perubahan yang bisa dirasakan
masyarakat.
Sementara di Waduk Pluit, dan rumah susun Marunda
malam telah turun. Ibu-ibu dan anak-anak telah masuk ke kamarnya
masing-masing. Merekalah, termasuk Hendra, Mila, dan Ardi yang sudah
merasakan hasil dari aksi blusukan Jokowi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar