Meski sudah menyadari bahwa tanah yang mereka duduki merupakan milik
negara, namun warga Muara Baru yang tinggal di bantaran Waduk Pluit
masih berat meninggalkan tanah tersebut. Mereka pun mengungkit-ungkit
jasa mereka kepada Jokowi-Basuki, seperti mengeluarkan miliaran rupiah
untuk kampanye.
"Saya puluhan juta, Pak Tedy ratusan. Ditotal
seluruh warga ada miliaran uang kita disumbangkan untuk kampanye
Jokowi-Ahok," ungkap Hazari Gemblong, salah seorang warga Muara Baru,
Jakarta Utara, Selasa (21/5/2013).
Hal senada juga dikatakan Sri
Handono. Menurutnya, saat proses penghitungan suara Pilkada DKI
menempatkan Jokowi di tempat teratas. Saking gembiranya mereka
mengadakan syukuran di Muara Karang.
"Begitu perhitungan (Jokowi)
unggul, malamnya di Muara Angke, saking senangnya kita pesta. Uang pak
Gomblong ini banyak habis," kata Sri.
Sri pun kembali
mengungkapkan kekesalannya dengan sikap Jokowi saat ini. Menurutnya,
Jokowi telah melanggar kontrak politik dan janji-janji politiknya. Dalam
kontrak politik, Jokowi telah menjanjikan warga akan dilibatkan dalam
tata ruang wilayah, legalisasi kampung ilegal, penataan kampung kumuh,
dan perlindungan penataan ekonomi informal.
"Kenapa Jokowi kemarin
(saat kampanye) menyasar orang kecil, kenapa enggak orang kaya aja.
Sekarang yang dikorbankan malah orang kecil," sesal pria yang akrab
dipanggil Tirto ini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, di bawah
kepemimpinan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, membenahi kawasan ini
dimulai setelah banjir besar, Januari lalu. Ketika itu, banyak orang
sadar, betapa pentingnya peranan Waduk Pluit. Seluruh aliran banjir di
pusat kota mengarah ke sana. Waduk tidak dapat menampung lagi
limpahan air tersebut. Banjir akibat ketidakmampuan waduk menampung
air berdampak serius terhadap aktivitas ekonomi, sosial, dan kesehatan
warga.
Kondisi itulah yang mendorong Pemprov DKI Jakarta segera
merealisasikan normalisasi waduk. Pascabanjir Januari lalu, proyek
normalisasi mulai dilakukan. Pintu masuk air diperlebar, sampah
dibersihkan, dan pengerahan alat berat berlangsung hampir setiap hari.
Namun perjuangan Jokowi-Basuki itu tidak mudah, karena masyarakat yang
malah menuntut ganti rugi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar