Jokowi menjamu 9 orang warga yang bermukim di sisi timur waduk pluit di
Balaikota. Dalam jamuan ini, Jokowi juga mendengar saran dari para warga
.
Usai rapat paripurna, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
langsung menuju ruang rapat di sisi kiri gedung Balaikota. Saat tiba di
dalam ruangan 5x5 meter tersebut, ia bukan akan menghadiri rapat tetapi
justru akan makan siang dengan perwakilan warga dari kelurahan
Penjaringan, Jakarta Utara.
Ruang yang biasanya digunakannya
untuk rapat terbatas dengan SKPD tersebut disulap menjadi ruang makan.
Telah menunggu, 13 orang perwakilan warga beserta Walikota Jakarta
Utara, Bambang Sugiyono beserta jajaran SKPD dari wilayah Jakarta Utara.
"Pokoknya
ini makan siang, nggak ada yang lain," kata Gubernur DKI Jakarta, Joko
Widodo saat menjamu undangan di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2013)
Para undangan dihidangkan
beragam makanan. Di atas meja terhidang udang bakar, cap cay, ikan
goreng dan kerupuk. Sebagai pencuci mulut, juga disediakan jeruk
sunkist. Di luar ruangan, tampak beberapa pegawai wanita sibuk
menuangkan sup iga untuk diantar ke dalam ruangan.
"Silakan, silakan" ujar Jokowi ramah ke warga.
Para
wartawan dipersilahkan untuk mengambil gambar perjamuan namun hanya
beberapa menit. Saat jamuan makan dimulai, pintu kembali ditutup.
"Nanti setelah makan ya," ujar ajudan Jokowi pada wartawan.
Seusai
jamuan makan, para undangan terlihat berbicara santai dengan Jokowi.
Mereka adalah ketua RT/RW yang menempati daerah bantaran waduk pluit.
Pembicaraan
dan suasana nampak cair walaupun materi bahasannya mengenai proses
pembongkaran bangunan di waduk pluit. Para warga pun dipersilahkan untuk
berbicara atau menyampaikan aspirasinya. Jokowi membuka pembicaraan
dengan menanyakan solusi pembongkaran versi undangan yang hadir.
"Warga
kayak sudah tak mau dipindah. Tapi kan ada program pemerintah, kita mau
lihat batas di mana dari waduk pluit," jawab kepala RW 17, Kelurahan
Penjaringan, Gustara M.
Pria paruh baya ini menjelaskan jika mereka ingin melihat peta perencanaan pembangunan waduk pluit.
Menjawab
pertanyaan itu, Jokowi menjelaskan bahwa saat ini pemprov DKI Jakarta
masih dalam tahap finalisasi. Namun, pengerjaan waduk pluit harus
disegerakan agar saat musim penghujan, Jakarta tidak lagi kebanjiran.
"Nanti kalau gambarnya sudah komplet semua, kita bincang-bincang lagi. Memang dikejar waktu, entar keduluan hujan.
Jokowi
juga memberitahu pada bulan Juni nanti, alat-alat berat akan lebih
banyak lagi dikerahkan untuk pengerjaan di waduk tersebut. Karena waduk
pluit menjadi muara dari beberapa sungai di Jakarta.
"Sebentar
lagi saya menginfokan bulan Juni alat-alat berat akan lebih bnyak lagi.
Pluit itu semua air yang masuk lewat Ciliwung, semua masuknya ke sana.
Induk itu waduk pluit," terangnya.
Salah satu yang menarik dalam
perbincangan tersebut saat Gustara mengutarakan keinginan masyarakat
agar aparat polisi dan Satpol PP yang menjaga disekitar waduk ditarik
pulang. Menurutnya, ini memberi efek psikologi negatif bagi warga.
"Izin,
pak sekedar bicara kalau warga selalu resah melihat para polisi, satpol
PP yang selama ini ada disekitar, kalau bisa itu ditarik saja dulu
karena kan belum juga ada pembongkaran" kata. Gustara kepada Jokowi.
Menanggapi
ini, Jokowi mengatakan jika penyiagaan aparat itu dilakukan agar tidak
ada tindakan pelemparan yang atau pengrusakan pada alat eskavator yang
difungsikan.
"Kata pekerjanya 'Pak kita nggak mau kerja kalau nggak ada aparat. Nanti dilemparin,' gitu katanya," kata Jokowi santai.
Ternyata,
menurut penuturan Budi, dalam bahasa Jawa ia menjelaskan pada Jokowi
jika pelemparan tersebut dilakukan seorang warga bernama Sentun. Sentun
melakukan pelemparan tersebut untuk agar dapat bertemu Jokowi.
"Oh gitu to?? Yo wes nanti saya kesana ketemu dia," ujar Jokowi sambil tertawa.
Selama
1 jam pertemuan dan dialog tersebut terjadi. Semua nampak menikmati
suasana, berbincang sambil sesekali tertawa dan menikmati hidangan es
buah yang disediakan. Mereka merasa senang dapat bertemu dan berdialog
langsung dengan Gubernurnya.
"Saya berterimakasih banyak bisa
silaturahmi dengan Pak Gubernur, Walikota, camat, ini hal yang luar
biasa. Dan juga agar suara masyarakat ini didengar pemimpin," ujar
Gustara yang disambut anggukan warga lainnya.
Lalu bagaimana
dengan permintaan penarikan aparat oleh warga? Usai foto bersama, kepada
wartawan Jokowi menjelaskan bahwa aparat tersebut semata-mata untuk
menjaga alat berat saja.
"Kalau ada apa-apa gimana? Tapi kalau memang nggak ada apa-apa ya, tidak apa-apa (ditarik)," terang Jokowi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar