Warga bantaran Waduk Pluit di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara,
menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo takut ditagih tentang kontrak
politiknya pada masa kampanye. Hal itu mengakibatkan Jokowi tidak pernah
mau bertemu dan berdialog dengan warga.
"Visi misinya waktu itu
sangat diharapkan masyarakat. Masyarakat berkorban tenaga dan materi
untuk pemenangan dia (Jokowi). Sekarang dia takut datang ke sini karena
takut ditagih kontrak politiknya," kata Sri, warga Muara Baru, Selasa
(21/5/2013).
Terkait kedatangan Jokowi di Waduk Pluit pada Senin
(20/5/2013), Sri mengatakan Jokowi hanya datang ke area penggusuran
kantor alat berat dan lapangan futsal, tetapi tidak ada datang ke
pemukiman warga. "Cuma nyampe di depan sana, mana ada datang ke sini," ujarnya.
Dalam
kunjungannya kemarin, Jokowi menyaksikan pembongkaran gudang
penyimpanan alat berat milik seorang pengusaha swasta serta lapangan
futsal milik PT Jakarta Propertindo, badan usaha milik daerah yang
bergerak di bidang properti. Pembongkaran gedung lapangan futsal
dilakukan oleh aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sementara
pembongkaran gudang alat berat dilakukan oleh warga.
Sementara
itu, Ketua RT 019 RW 017, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan,
Syahroni mengatakan bahwa warga sangat menunggu Jokowi menepati
janji-janji yang disampaikannya selama kampanye sebagai calon gubernur
tahun lalu. Kalaupun Jokowi tak dapat memenuhi janjinya, Syahroni
mengatakan bahwa Jokowi akan mempertanggungjawabkannya di akhirat.
Sebagian
warga di lokasi tersebut mengharapkan Jokowi menggelar dialog untuk
mencari solusi bersama atas rencana normalisasi Waduk Pluit. Warga yang
menempati lahan di bantaran waduk diminta pindah ke rumah susun milik
Pemprov DKI. Namun, warga menolak karena letak rusun itu jauh dari
tempat tinggal dan pekerjaan mereka saat ini.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar