Warga Waduk Pluit di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, tidak
hanya kecewa kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang dianggap
melanggar kontrak politik pada masa kampanye. Warga juga menyinggung
rekan separtai Jokowi, yakni Ganjar Pranowo, yang menjadi calon Gubernur
DKI Jawa Tengah.
Sri Handono, warga RT 19/RW 17, Kelurahan Pluit,
Kecamatan Penjaringan, menilai, jika Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko
terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, maka mereka
akan melakukan hal yang sama seperti Jokowi, yaitu melanggar isi kontrak
politik. Jokowi dianggap mengingkari kontrak politiknya dengan warga
Waduk Pluit, terutama menyangkut pemberian status legal terhadap lahan
yang mereka tempati.
"Kalau Ganjar-Heru nawarin kontrak
politik di Jateng, jangan percaya. Ini buktinya kontrak politik Jakarta
bohong semua," kata pria yang mengaku berasal dari Boyolali, Jawa
Tengah, Selasa (21/5/2013).
Pria yang kerap disapa Tirto itu
mengatakan, ia dan sejumlah warga di Waduk Pluit sangat kecewa terhadap
Jokowi karena Jokowi tetap memaksakan relokasi tanpa melalui dialog
bersama warga. Karena alasan itulah, ia pun yakin bahwa rekan satu
partai Jokowi di PDI Perjuangan juga akan melakukan hal serupa. Ia tidak
ingin warga Jawa Tengah mengalami hal yang sama seperti warga DKI
Jakarta yang telah dikecewakan oleh Jokowi.
"Kalau sesuatu yang
bagus pasti berkesinambungan, kalau jelek juga sama. Jangan tertipu
dengan tawaran kontrak politik, politik itu kotor," ujarnya.
Pada
akhir pekan lalu, Jokowi bertolak ke Magelang dan Solo, Jawa Tengah,
untuk mengikuti rangkaian kampanye pemenangan Ganjar-Heru. Dalam
kegiatan itu, Jokowi bertindak sebagai salah satu juru kampanye.
Pilkada
Jawa Tengah akan berlangsung pada 26 Mei 2013. Terdapat tiga pasangan
calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bersaing, yakni Hadi
Prabowo-Don Murdono, Bibit Waluyo-Sudijono Sastro Atmojo, serta Ganjar
Pranowo-Heru Sudjatmiko.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar