Walaupun mati-matian menyerang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atas
kebijakannya menertibkan permukiman di bantaran Waduk Pluit, namun warga
masih menghormatinya sebagai seorang pemimpin. Namun, mereka sakit
hati dengan ucapan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
"Target
kita mau nurunin si Ahok. Kalau Jokowi sih enggak. Gitu-gitu Jokowi
masih ada rasa. Enggak kayak Ahok yang main hantam aja ngomong sembarangan," kata salah seorang warga Hazari Gemblong, pada Selasa (21/5/2013).
Warga
menyadari bahwa mereka memang menduduki tanah negara. Namun, warga
meminta perlakuan yang adil dalam proses penertiban untuk normalisasi
waduk. Selain itu, warga juga masih menuntut keinginan mereka agar
Jokowi mau mengadakan dialog.
"Ini memang program dia (Jokowi) dan tugasnya buat ngerapiin waduk tapi dengan jiwa manusiawi. Kami menyadari ini program dia biar enggak banjir. Tapi, ya ayo, kita dialog," ujar Hazari.
Namun,
terkait Basuki, Hazari mengatakan bahwa warga mengharapkan agar orang
nomor dua di DKI Jakarta itu lebih santun dalam berbicara. "Pejabat
dari zaman Bung Karno sampai sekarang, baru kali ini ada yang ngomong
orang miskin enggak tahu diri. Ahok mestinya jangan sembarangan
ngomong," ungkapnya.
Warga Muara Baru itu keberatan dengan
pernyataan Basuki seperti menduduki tanah negara tapi minta ganti rugi
adalah cara-cara Komunis, diberi rusun masih enggak mau orang miskin
tahu diri, warga Waduk Pluit seharusnya pindahkan saja ke Monas atau
Ragunan dan remaja putri warga Muara Baru yang menjajakan diri.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar