Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri ESDM dan Menteri BUMN
untuk mereview keberadaan PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral)
yang berdomisili di Singapura.
Perusahaan perdagangan minyak yang
sahamnya dikuasai oleh perusahaan pelat merah Pertamina itu diduga
menjadi biang keruwetan persoalan migas di tanah air selama ini.
Menteri
ESDM Sudirman Said segera menindaklanjuti arahan presiden tersebut
dengan mengirimkan tim reformasi tata kelola migas yang dipimpin oleh
Faisal Basri pada pekan depan.
"Barangkali pekan depan akan
berangkat ke Singapur akan berdiskusi dengan manajemen Pertamina. Pekan
depan juga saya dan Bu Rini akan menerima laporan awal. Sesudah itu akan
kita tetapkan langkah berikutnya apa," ujar Said di Kantor Presiden,
Rabu (19/11/2014).
Presiden memberi perhatian khusus atas
keberadaan Petral di Singapura tersebut dengan menanyakan latar
belakang, peran, kedudukan dan sebagainya kepada Menteri ESDM Sudirman
Said dan Menteri BUMN Rini M Soemarno.
Review oleh tim reformasi
tata kelola migas bertujuan untuk meyakinkan bahwa pengelolaan Petral
dilakukan secara transparan, akuntabal dan digunakan sebesar-besarnya
untuk kepentingan bangsa.
"Kalau ada tanda tanda bahwa Petral ini
tidak berfungsi sebagaimana tersebut di atas maka dibuka kemungkinan
atau silakan dipertimbangkan kalau emang mesti ditutup ya ditutup. Tapi
terlebih dahulu dilakukan review," jelas Said.
Faisal Basri dan
kawan-kawan yang bertugas mereview Petral dipersilakan melakukan
kunjungan ke Petral bersama Direksi Pertamina dan manajemen Petral.
Pemerintah memberi waktu enam bulan untuk melakukan review tersebut.
"Tergantung
temuan awal, tapi masa kerjanya tim reformasi itu enam bulan jadi cukup
waktu leluasa. Dan kita belum tahu seberapa komplek isunya jadi kita
memberi kesempatan Pak Faisal dan teman-teman melaksanakan tugas," ujar
Said. [bisnis]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar