Presiden Dewan Uni Eropa Herman Van Rompuy
dalam pernyataan resmi mengatakan, Uni Eropa akan memberikan kontribusi
dalam agenda reformasi Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Herman menyebut dalam pertemuannya dengan Jokowi
di Jakarta, tercapai beberapa kesepakatan yang ditujukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Di antaranya paket investasi
tambahan sebesar 300 miliar euro, atau lebih dari Rp 4.500 triliun dalam
waktu tiga tahun. Juga kebijakan moneter yang akomodatif dan konsolidasi
fiskal yang fleksibel untuk pembangunan infrastruktur.
Pengaturan
kembali sektor keuangan, dan pemberian fasilitas pinjaman pada dunia
usaha, terutama UKM. Serta negosiasi perjanjian perdagangan bebas (FTA),
dan pasar tunggal Eropa.
"Hari ini dengan Presiden Widodo, kami
membahas hubungan bilateral. Kami berdua setuju bahwa peluang penting
terbentang di depan. Hadirnya pemimpin baru di Indonesia dan UE akan
memberikan dinamika tambahan," kata Herman.
Lebih lanjut, kata
dia, Perjanjian Kemitraan dan Kerja Sama yang mulai berlaku pada 1 Mei,
akan menyediakan kerangka institusional lebih luas untuk membangun
sebuah hubungan yang telah berjalan panjang dan dalam.
"Ini
adalah perjanjian pertama antara UE dan mitra ASEAN. Ini mempertegas dan
memperdalam komitmen bersama untuk prinsip-prinsip demokrasi dan HAM.
Ini juga akan meningkatkan kerja sama lanjutan di bidang lebih luas,"
kata Herman.
Dia dan Jokowi telah menyepakati kemitraan untuk
mengatasi masalah pencurian kayu, dan meningkatkan peluang pasar untuk
produk berbasis kayu dari Indonesia.
Disebutnya, Uni Eropa
merupakan perekonomian terbesar di dunia, dan pasar ekspor terbesar
Indonesia. Secara total, Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar
ketiga, dan investor asing kedua di Indonesia.
"Tapi, ada potensi
yang belum termanfaatkan. UE berharap untuk terlibat dengan
Pemerintahan Indonesia yang baru, dalam negosiasi Perjanjian Kemitraan
Ekonomi Komprehensif. Ini akan meningkatkan perdagangan dan investasi,"
ucap Herman. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar