Pengumuman arsitektur kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla
(JK) rencananya akan di lakukan sore nanti dan akan mengambil lokasi di
Istana Merdeka Jakarta. Sejumlah nama yang mendapat resistensi publik
terus masuk dalam daftar, bahkan pelabelan merah atau kuning dilakukan KPK dan PPATK "tidak digubris" oleh Jokowi-JK.
Pengamat
komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi mengakui
banyak kekecewaan yang dilontarkan masyarakat terhadap proses akhir
rekrutmen kabinet Jokowi. Seperti bercokolnya Rini Soemarno yang
dikabarkan menjadi salah satu kandidat menteri yang tidak mendapatkan
rekomendasi dari KPK dan PPATK karena dugaan kasus korupsi.
"Kalau
mau tegas dari awal, harusnya rekomendasi dari KPK dan PPATK tetap
harus menjadi pegangan Jokowi-JK dalam menentukan para pembantunya,"
kata Ari saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
Pengajar
Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini mengingatkan,
rekomendasi dari Komnas HAM agar tokoh-tokoh nasional yang lekat dengan
pelanggaran HAM, sebaiknya juga menjadi pertimbangan utama bagi Jokowi
untuk mencoret kandidat dari daftar menteri.
Menurut Ari, masih
bercokolnya nama Rini Soemarno, Basuki Hadimulyono, Ryamizard Ryacudu,
dan Susi Pujiastuti dinilai tidak pas baik dari sisi kapasitas, usia,
kesehatan, rekam jejak serta moral.
"Sayangnya nama-nama yang
potensial seperti TB Hasanuddin sebagai Menteri Pertahanan, Gede
Pradnyana sebagai Menteri ESDM, Hermanto Dardak sebagai Menteri PU dan
Perumahan Rakyat, Pramono Anung selaku Menteri Sekretaris Negara dan
Teras Narang sebagai Menteri Hukum dan HAM malah didrop dan
dieliminasi," jelas Ari.
"Sosok TB Hasanuddin yang membantu sejak
ikut mempromosikan nama Jokowi dari Surakarta ke Jakarta lalu membantu
habis-habisan di Jawa Barat ternyata dibuang dari ingatan Jokowi dan
PDIP," imbuhnya.
Lebih jauh, kata Ari yang juga dosen Undip itu,
bila pemerintahan Jokowi-JK tetap ngotot mempertahankan calon menteri
yang telah mendapatkan stabilo peringatan dari KPK dan PPATK, maka
diprediksi kabinet yang akan terbentuk hanya kabinet odong-odong. Impian
relawan-relawan dan sebagian besar publik yang mengharapkan kabinet
bersih, kerja melayani rakyat, serta kabinet yang berintegritas jauh
dari harapan.
"Saya khawatir, relawan dan struktur PDIP yang ikut
menghantarkan kemenangan Jokowi-JK yang tidak dihargai akan keluar dari
partai. Padahal sosok-sosok tersebut selain berjasa, juga punya
kapasitas dan kapabilitas," terang Ari.
"Dalam politik pun, ada punishment dan reward. Sayangnya mereka tidak mendapat reward," tutupnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar