Ketua Dewan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengaku telah mengetahui nama-nama menteri yang akan masuk di kabinet Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK).
Kabinet yang rencananya diumumkan pada Minggu (26/10/2014) sore ini sudah diketahui Jimly sejak Jumat 25 Oktober 2014, saat berkunjung ke Kantor Wakil Presiden JK.
"Kita pas nguping aja. Saya juga sudah tahu nama-namanya," ujar Jimly di Stadion Utama GBK, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan nama-nama yang sudah dipilih Jokowi memiliki rekam jejak yang bagus. "Baik. Ya sudah pas lah," singkatnya.
Dalam kunjungannya bertemu JK, Jimly mengaku tidak ditawari posisi menteri. Kata Jimly, dirinya sudah tidak pantas untuk menduduki posisi tersebut lantaran terkendala usia.
"Sudah ketuaan-lah, yang muda-muda aja," tuntasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo menyatakan siap jika mendapat amanah menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada kabinet Jokowi-JK.
"Ditugaskan ya siap, sebagai amanah yang harus dilaksanakan membantu pemerintahan presiden terpilih, Pak Joko Widodo," ujar Tjahjo, Sabtu (25/10/2014) kemarin.
Politisi yang menjadi anggota DPR sekitar 27 tahun dan menjadi kader PDI Perjuangan 16 tahun itu mengatakan, jika pun tidak dipilih menjadi menteri, maka dia masih bisa menjalankan tugas lain, termasuk menjadi sekjen partai hingga Kongres PDI Perjuangan 2015.
Tjahjo mengakui sudah menghadap Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (24/10/2014). Ia mengaku membahas tentang sejumlah permasalahan pemerintahan dalam pertemuan dengan Jokowi dan JK.
Menurutnya, tak ada petunjuk atau permintaan langsung menjadi Mendagri dari Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla dalam pertemuan tersebut.
Oleh karena itu, Tjahjo memilih menunggu pengumuman kabinet dari Presiden Jokowi.
"Maka kita tunggu saja pengumuman kabinet secara resmi oleh presiden Senin depan. Saya kan tidak etis kalau berandai andai," ujarnya.
Ia pun berharap seekaligus bersyukur jika kelak terpilih menjadi menteri. "Amin," ujarnya.
Siap Lepas Jabatan Sekjen
Tjahjo pun menyatakan siap menjalankan syarat wajib dari Jokowi jika kelak dipilih menjadi menteri, yakni melepas jabatan struktural partai. Ia tidak takut untuk melepas jabatan sekjen partai.
"Seandainya kalau diberi tugas sebagai pembantu presiden, ya konsekuensinya saya akan mengajukan mundur sebagai sekjen partai kepada Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan. Kan perintah Pak Jokowi tidak boleh rangkap jabatan agar fokus tugasnya," kata Tjahjo.
Tjahjo menyadari Jokowi akan 'menggiring' para pembantunya di kabinet untuk 'Kerja , kerja dan kerja' dan 'Bersih-bersih' untuk lima tahun mendatang. Ia pun tak merasa keberatan dengan tantangan Jokowi itu.
"Siapapun yang diberi tugas oleh Presiden harus siap untuk kerja penuh dan harus punya komitmen. Sudah tidak boleh lagi berkeinginan mencari tambahan kekayaan, kecuali kekayaan kinerja untuk berbuat, mengabdi kepada bangsa dan negara serta melayani masyarakat luas," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar