Puluhan kodok peliharaan Presiden Joko Widodo
di rumah dinas Gubernur, Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta
Pusat, ternyata sudah mati semua. Hal ini disampaikan oleh staf
pengamanan dalam (pamdal) rumah dinas Gubernur, Tunjung, Minggu
(26/10/2014).
"Apanya yang mau dibawa, kan kodoknya sudah pada mati semua," kata Tunjung.
Senada
dengan Tunjung, sang penjaga rumah dinas gubernur, Katman, juga
mengatakan hal yang sama. Menurut Katman, Jokowi tidak membawa serta
kodok-kodoknya ke Istana Merdeka karena mereka sudah mati.
Kodok-kodok
itu, lanjutnya, mati karena gemar loncat ke rumput yang kering.
"Jadi
dari kolam itu, kodoknya suka loncat ke rumput kering. Nah susah balik
lagi ke air, jadi banyak yang mati kodoknya sekarang," kata Katman yang
sudah menjaga rumah dinas gubernur selama 28 tahun.
Menurut
Katman, selama ini, kodok-kodok itu menjadi penghibur Jokowi di kala
senggang maupun sedang kesepian. Selama dua tahun ini, Jokowi memelihara
puluhan kodok di kolam ikan belakang rumah dinas gubernur. Jokowi ingin
menghadirkan suasana alam di rumah, terlebih saat hujan.
Kebiasaannya
memelihara kodok tidak hanya dilakukan saat menjadi gubernur. Ketika
menjadi Wali Kota Surakarta, belasan kodok dilepasliarkan di halaman
belakang rumahnya. Setiap turun hujan, Jokowi tinggal duduk dan
menikmati suara kodook yang dianggapnya menenangkan.
"Supaya kalau
malam ada suara kodok, kung-kong, kwang-kwong, kwang-kwong. Kan enak,
jadi fresh otaknya," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Saat itu,
dia juga menyampaikan telah mengangkut kodok-kodoknya itu ke Istana
Merdeka. Setelah menjadi Presiden, Jokowi memilih untuk menetap di
Istana Merdeka. Mantan Wali Kota Surakarta itu pun mengaku telah
mengangkut seluruh barangnya di rumah dinas gubernur ke Istana Merdeka.
"Ya
semua barang saya dibawa (ke Istana). Kalau barangnya inventaris
gubernur ya ndak. Kodok-kodok juga sudah dibawa (ke Istana), kamu lihat
nanti," ujar Jokowi tertawa, Rabu (22/10/2014) lalu. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar