Senin, 16 Juni 2014

Ini Alasan Kenapa Jokowi Tak Lagi Laku di Jakarta

LSI merilis penyebab menurunnya elektabilitas Joko Widodo dalam Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli mendatang. Isu negative campaign bahkan black campaign terhadap Jokowi ikut mempengaruhi persepsi publik.
"Selain itu, pasca periode puncak elektabilitas Jokowi yang terjadi sebelum Pileg 2014, belum ada sesuatu yang baru dari Jokowi setelah fenomena “blusukan” yang melekat kuat pada diri Jokowi," kata Peneliti LSI Adjie Alfaraby, Minggu (15/6/2014).
Sementara di sisi lain, Prabowo semakin tampil dengan strong leadership-nya yang memang dirindukan publik. Citra strong leadership memang menjadi harapan pemilih karena kekecewaan terhadap kepemimpinan SBY yang dinilai lemah dan kurang tegas.
"Eleksibilitas dan kekuatan Prabowo membangun komunikasi elite pun akhirnya berhasil menghimpun aneka mesin politik dan para tokoh vote getter yang kecewa dan mengalami kebuntuan dalam membangun komunikasi politik dengan kubu Jokowi atau Megawati pasca pileg," ujar Adjie.
Mesin politik dan para tokoh tersebut, seperti Partai Golkar, Partai Demokrat, Hari Tanoe yang memiliki stasiun TV, Rhoma Irama yang punya banyak massa dan lainnya.

Elektabilitas Prabowo Terancam
Namun di tengah lajunya elektabilitas Prabowo, merebak kembali isu penculikan mahasiswa yang bisa menjadi skandal yang merugikan elektabilitas Prabowo untuk tiga alasan.
Pertama, isu ini punya bukti hukum yang kuat berupa bocornya surat pemberhentian Prabowo karena kasus penculikan itu. Kasus yang selama ini banyak diterka publik luas, kini menemukan bukti dokumennya. Oleh para saksi, dokumen yg bocor itu diakui asli.
Kedua, kini isu penculikan itu juga memiliki juru bicara yang kredibel. Purnawirawan Agum Gumelar dan Fahrul Rozi menjelaskan duduk perkara ke publik secara rinci. Aneka penjelasan "dua juru bicara" itu dengan sendirinya mencederai integritas Prabowo selaku calon pemimpin yang seharusnya menghormati hak asasi manusia.
Ketiga, media massa sudah cukup ramai pula membicarakannya. Beberapa kali berita ini menjadi halaman satu headline koran nasional. Dan juga dibahas dalam program talkshow TV swasta.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar