Jumat, 20 Juni 2014

Cerita Luhut Tentang Jokowi yang Culun dan Tak Mau Kayu 'Spanyol'

Jendral (Purn) Luhut Panjaitan sudah cukup lama mengenal Joko Widodo. Ia mengaku punya banyak kisah menarik tentang sosok capres nomor urut 2 itu.
Luhut sudah 6 tahun lebih mengenal Jokowi. Perkenalan keduanya berawal ketika Luhut ingin mencari partner di bisnis kayu yang digelutinya.
"Perkenalan saya dengan Jokowi karena saya punya Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Nunukan, Kalimantan Utara," kata Luhut saat menjadi nara sumber diskusi yang diadakan oleh Yehuda Gospel Ministry di Kelapa Gading Trade Center, Jakarta Utara, Kamis (19/6/2014) malam.
"Anak perempuan saya sedang sekolah di Inggris mengatakan jangan menjual raw material. Eloknya finish product. Akhirnya saya cari siapa yang bisa. CEO perusahaan saya Bambang Priambodo mengatakan, Pak ada teman saya namanya Joko Widodo," kisah Luhut.
Luhut akhirnya bertemu dengan Jokowi. "Datang lah seorang kurus kering Joko Widodo, pakai baju batik. Saya masih ingat, duduknya masih culun," kenang Luhut yang kini menjadi Tim Sukses Jokowi-JK itu.
Kepada Jokowi, Luhut menceritakan berbagai permasalahan yang tengah dihadapinya. Singkat cerita, keduanya sepakat untuk bekerja sama di bisnis kayu.
"Saya ceritakan masalah saya. Kata Pak Jokowi, oh boleh Pak Luhut, saya juga pusing nih, butuh kayu. Orang kayunya kayu spanyol, alias separuh nyolong. Jadi jangan deh. Kalau bisa dapat yang legal. Begitu. Oke deh, kita kerja sama," cerita Luhut.
Kerja sama yang dilakukan keduanya membuahkan hasil. Kata Luhut, saat itu dirinya dan Jokowi mendapat untung sekitar Rp 3 sampai 4 miliar dalam setahun.
"Sebenarnya itu investasinya kecil. Untungnya juga setahun paling Rp 3 sampai 4 miliar. Jadi sebenarnya bukan bisnis saya. tapi Pak Jokowi happy banget dengan jumlah untung segitu. Saya bilang, oh syukur lah," imbuhnya.
Awal perkenalan itu lah yang membuat Luhut dekat dengan Jokowi. Ia bahkan memutuskan menjadi Tim Sukses Jokowi-JK meski sudah lama kenal dengan capres Prabowo Subianto.
"Saya lihat Jokowi orang yang sederhana, jujur, bersahaja, tapi pinter. Dia juga dari keluarga Islam yang benar," tutup Mantan Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu.  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar