Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pelaksanaan
Seleksi dan Promosi Jabatan Terbuka (lelang jabatan) salah satu upaya
Pemprov DKI untuk memperbaiki sistem yang ada di Ibukota. Lelang yang
sudah dilakukan yaitu untuk Camat, Lurah, Kepala sekolah, dan Kepala
Puskesmas.
"Semuanya nanti akan terus kita lakukan perbaikan-perbaikan," kata
Jokowi saat menghadiri Penandatanganan Komitmen dan Sosialisasi Program
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Pemprov DKI, di Balai Agung,
Senin (4/3/2014).
Jokowi mengatakan, hal tersebut saat ini masih berada dalam proses
perbaikan. Dengan demikian apabila masih terdapat satu atau dua orang
pejabat yang tidak sesuai, ke depannya akan terus diperbaiki lebih baik
lagi.
"Saya yakin dengan memperbaiki, membangun, dan membenahi sistem kita
akan menjadi lebih baik dan yang sudah kelihatan ada dari APBD," ujar
Jokowi.
Politisi PDIP ini menuturkan, dulu tempat pelayanan publik dan
perizinan di kelurahan dan kecamatan terkotak dalam suatu ruangan kecil.
Saat ini, ia mengklaim sudah mengubah total hal itu dengan konsep
pelayanan seperti di bank dan pelayanan yang lebih cepat. Ia juga selalu
memeriksa pelayanan di setiap kelurahan dan kecamatan untuk memastikan
warga terlayani dengan baik.
"Dimulai setahun yang lalu, saya kira kita sudah melakukan perbaikan
sistem, pembenahan dan membangun sistem baru di DKI. Perbaikan ini
memang belum 100 persen, tapi kami pastikan akan lebih baik lagi,"
katanya.
Pembenahan tersebut di samping itu dimulai dengan pajak online untuk
hotel, restoran, hiburan, dan parkir. Hal itu juga diikuti dengan e-budgeting, e-goverment, e-purchasing, e-catalogue, e-audit, IMB online, yang dikoneksikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Jokowi juga mengatakan, saat dirinya mulai menjabat sebagai Gubernur
DKI pada tahun 2012, nilai APBD DKI adalah sebesar Rp 41 triliun.
Jumlah tersebut melonjak untuk di APBD 2013 sebesar Rp 49,9 triliun dan
melonjak tiga kali lipat di APBD 2014 yakni sebesar Rp 72 triliun.
Padahal saat menjabat sebagai Walikota Solo, dirinya menghabiskan
APBD sebesar Rp3,5 triliun saja selama lima tahun. Sedangkan di DKI ini
jumlah Rp 72 triliun harus dihabiskan dalam waktu setahun.
"Loncatan Rp 31 triliun bukan uang yang sedikit dalam setahun.
Hati-hati dalam penggunaan. Saya mohon agar kami dibantu KPK juga dalam
pengawasan, pengendalian, dan preventif, karena ini uang besar sekali,"
katanya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar