Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diminta memperbanyak taman sekaligus
menciptakan keamanannya. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Tahun 2005 yang
menetapkan 35 persen ruang terbuka hijau (RTH) harus bisa direalisasi
kepemimpinan baru.
“Saya prihatin, di Jakarta masih minim taman
maupun RTH karena baru sekitar 21 persen, masih jauh dari RUTR
tersebut,” ujar Ginagan Nainggolan, tokoh masyarakat Jakarta Selatan,
Selasa (4/3/2014).
Ia baru saja menerima sekelompok masyarakat di antaranya
anggota Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) yang mengatakan
banyak taman telantar dan rawan kriminalitas maupun maksiat.
Untuk
memenuhi jumlah taman kota, tambah Ginagan, antara lain Pemprov DKI
bisa menagih utang fasos dan fasus dari sejumlah pengembang yang selama
puluhan tahun tak kunjung dibayar. “Puluhan pengembang besar yang
ngemplang harus ditagih,” ujar Ginagan.
“Kondisi beberapa taman
kota yang ada masih jauh dari standar. Kondisinya kotor, bau, banyak
preman. Apalagi kalau malam jadi ajang prostitusi maupun buat pacaran
muda-mudi. Hal ini membuat sebagian besar warga lainnya tak bisa
menikmati fasilitas umum tersebut,” ujar Ginagan Nainggolan yang aktif
di bidang sosial dan perkotaan. “Untuk itu, Pak Jokowi harus
memerintahkan jajarannya meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
Sebaliknya masyarakat harus turut peduli,” tambah Ginagan Nainggolan
yang juga calon legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta dari Partai
Demokrat.
Keberadaan taman, selain berfungsi untuk mempercantik
kota, juga bermanfaat sebagai resapan dan tandon air yang juga menyerap
karbon dioksida (CO2) yang banyak dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
“Jadi, taman sangat banyak manfaatnya,” kata Caleg nomor urut 9 Dapil
Kecamatan Tebet, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Pancoran, dan Jagakarsa
ini.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar