Selasa, 28 Januari 2014

Jokowi Minta Perbaikan Jalan Dilakukan Setelah Tidak Hujan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak sepaham dengan Dinas Pekerjaan Umum tentang perbaikan jalan rusak akibat banjir. Ia berharap perbaikan dilakukan setelah cuaca tidak banyak turun hujan, namun nyatanya penambalan sudah dilakukan di beberapa ruas jalan.
“Kalau dikerjain sekarang, percuma, karena kalau kehujanan atau kebanjiran akan copot lagi,” ujar Jokowi di Balaikota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2014).
Menurut Jokowi perbaikan dikerjakan setelah cuaca bersahabat, tidak banyak turun hujan, apalagi kebanjiran.
“Kalau diperbaiki sekarang nanti rusak lagi, malah nggak beres,” tambah mantan Walikota Solo.
Jokowi juga mengakui bahwa kontraktor yang menjadi rekanan Dinas PU DKI Jakarta banyak yang bekerja asal-asalan. “Memang benar banyak kontraktor yang nggak bener. Kerjanya asal-asalan. Contohnya, proyek perbaikan jalan, saluran air dan lainnya, saling tumpang-tindih, tidak ada kordinasi, sehingga perbaikan jalan yang baru selesai dikerjakan, tapi dibongkar lagi untuk proyek lainnya,” papar Jokowi.
Dia menambahkan bahwa pengawasan yang dilakukan Dinas PU di lapangan sangat lemah. “Dinas PU sangat kurang pengawasan lapangan, cheking-nya lemah, sehingga saya terpaksa sering turun ke lapangan sendiri,” ungkap orang nomor satu di Jakarta.
Tentang perbaikan jalan yang menurut Jokowi dimulai setelah cuaca tidak hujan lagi, rupanya sudah dimulai Dinas PU sejak beberapa hari terakhir. Kerusakan berupa kubangan maupun badan jalan bergelombang akibat pengelupasan aspal telah dikerjakan di musim penghujan ini. Petugas terpaksa main kucing-kucingan dengan hujan untuk mempercepat perbaikan. “Kami sudah mulai memperbaiki di sejumlah ruas jalan karena kondisi sangat mendesak,” ujar Kepala Dinas PU DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan.
Beberapa ruas jalan yang sudah dimulai perbaikan antara lain Jalan Raya Bogor, Jaktim. Jalan Raya Kramat-Salemba, Jalan Raya Pejambon, Jakpus, dan beberapa lokasi lainnya. “Perbaikan ini harus cepat dilakukan mengingat kerusakannya cukup parah sehingga mengakibatkan kemacetan dan berbahaya bagi pengendara, terutama pemotor,” papar Manggas.
Berdasarkan data Dinas PU, kerusakan badan jalan akibat banjir sekitar 3,35 persen atau 140.395 M2 dari luas total badan jalan di Ibukota sekitar 47 juta meter persegi.
Banyaknya kerusakan ini membuat Dinas PU jadi serba salah. Karena hampir semua kejadian kecelakaan pengendara di jalan rusak ditumpahkan ke Dinas PUn sehingga SKPD ini harus ngebut memperbaiki kerusakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar