Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri diyakini tidak akan menjadikan hasil survei sebagai variabel penting dalam menentukan Calon Presiden (Capres).
"Pengalaman panjang Bu Mega yang saat ini bisa saya nilai sebagai salah satu politisi negarawan yang matang, pasti tidak akan menjadikan hasil survei sebagai variabel penting dalam menentukan Capres," kata Pengamat Politik, Asep Warlan Yusuf, Kamis (24/10/2013).
Menurut dia Megawati akan lebih mengedepankan soliditas partai dan pertimbangan ideologi serta loyalitas dalam memutuskan siapa Capres yang akan ditentukan nanti.
"Dan juga yang pasti menjadi pertimbangan utama adalah figur tersebut merupakan representasi dari penerus untuk memperjuangkan ajaran Bung Karno," kata dia.
Lanjut Asep, hal itu bisa kita lihat bagaimana kematangan Megawati dalam menjaga ideologi dan memilih kader yang loyal dalam menentukan rekomendasi di Pilkada seperti di Jateng, Jakarta, dan Jabar.
"Jadi, kalaupun dalam survei ada upaya katakanlah membangun persepsi mengadudomba Jokowi dan Bu Mega. Tetapi itu saya nilai tidak akan berpengaruh. Bu Mega beda dengan, contohnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang begitu mudah menjadikan survei sebagai parameter dalam pengambil kebijakan. Bu Mega berdasarkan pengalaman politiknya sangat ideologis," kata Asep.
Sebelumnya pada, Minggu (20/10/2013), LSI milik Denny JA melansir hasil survei yang menempatkan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, dan Capres dari Demokrat hasil konvensi sebagai Capres yang riil karena diperkirakan mendulang perolehan suara dalam Pemilu memungkinkan mencalonkan Presiden.
Sementara Jokowi dan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto oleh survei LSI dianggap sebagai Capres wacana saja.
Ini mengundang banyak tanda tanya publik ada kesan bahwa LSI ingin mengadu domba Jokowi dengan Megawati dengan tidak memasukkan Jokowi dalam survei.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar