Jumat, 13 September 2013

Mimpi Amien Rais Menjadi Panglima Poros Tengah Penjegal Jokowi

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menilai gagasan Amien Rais membentuk kembali poros tengah yang berisikan partai-partai Islam yang bertujuan menjegal Jokowi, sangat tidak sesuai dengan masa sekarang. Menurut dia, Islam sudah tidak memiliki sosok tunggal yang bisa menyatukan semuanya.
"Itu sangat konyol, tidak bisa kita melihat perkembangan masa kini seperti masa lalu," ujar Arbi saat, Jumat  (13/9/2013). "Ini sudah beda zaman."
Amien Rais, masih menurut Arbi, dinilai terlalu fanatik dengan Muhammadiyah. Sedangkan poros tengah tidak hanya berisikan partai-partai dari Muhammadiyah. "Di situ kan ada Nahdlatul Ulama (NU) juga," ujarnya. "Ditambah golongan islam independen yang tidak tergabung dalam kelompok Muhammadiyah dan NU."
Selain itu, dari kedua kelompok Islam itu tidak ada sosok pemersatu. Arbi mengkhawatirkan jika poros tengah dibangkitkan kembali, mereka semakin terpecah karena berbagai kepentingan kelompoknya. Arbi juga mengatakan, semenjak Gus Dur meninggal, NU belum memiliki sosok ideal lagi.
Arbi mengatakan, partai Islam saat ini sudah turun popularitasnya. Faktanya, masyarakat sudah tidak lagi fanatik dengan partai-partai Islam. "Partai Islam terbelah-belah, organisasi dan kelompoknya pun tidak inklusif," ujar Arbi. "Malah antara Muhammadiyah dan NU saling mengekslusifkan diri sendiri."
Arbi menyarankan seharusnya partai Islam ini bersatu atas nama Indonesia, bukan Islam. Hal itu didasari dari ideologi bangsa, yaitu Pancasila. "Untuk menggantikan ideologi Islam di Indonesia itu sangat tidak mungkin," kata Arbi.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar