Banjir kembali melanda sejumlah wilayah
di Jakarta dan Tangerang, Senin (22/7/2013), setelah hujan turun dari
Minggu malam. Akibatnya, di sejumlah ruas jalan, terjadi kemacetan parah
sejak Senin pagi hingga siang. Genangan air muncul di mana-mana sehingga menghambat arus lalu lintas.
Saat
dimintai tanggapan soal banjir dan kemacetan akibat banjir ini,
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak menjawab. Jokowi hanya berkata,
"Hmm... hmm...," tanpa memberi jawaban.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), saat ini sedang berlangsung musim kemarau basah. Musim kemarau
basah ditandai dengan tetap turunnya hujan intensitas ringan hingga
lebat. Demikian dijelaskan Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG
Hary Tirto Djatmiko.
BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus
memantau kondisi Jakarta sepanjang Minggu hingga Senin saat hujan deras
mengguyur Jabodetabek semalaman. Berdasarkan pantauan BNPB, ketinggian
air di sejumlah pintu air di Bogor dan Jakarta termasuk normal, yaitu
kategori Siaga III dan IV. Akan tetapi, pada Senin tengah malam atau
Selasa dini hari, limpahan air dari Puncak dipastikan akan tiba di
Jakarta.
Wilayah terdampak banjir diperkirakan bisa lebih luas karena
ketinggian air di Bendung Katulampa dan Pintu Air Depok kembali naik
hingga status Siaga III. Senin petang, air dari Bogor mencapai Jakarta.
Itu sebabnya, warga di bantaran Kali Ciliwung sudah waspada sejak Senin
pagi.
Di wilayah Jakarta Utara, warga diminta mewaspadai datangnya
banjir karena tinggi muka air di Pintu Air Pasar Ikan sudah mencapai 180
sentimeter atau status Siaga III. Meskipun tidak meluap hingga ke
permukiman, jalan-jalan di wilayah Pademangan diperkirakan bakal
tergenang.
"Banjir ini terjadi karena hujan deras setelah ada pergerakan
angin tenggara dari Australia. Volume hujan yang tinggi mengakibatkan
permukaan air cepat naik," kata Kepala
Seksi Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra.
BPBD DKI Jakarta mencatat, banjir menggenangi lima kelurahan,
yaitu Kelurahan Bidaracina, Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Ulujami,
Kelurahan Kebon Baru, dan Kelurahan Cawang. Ketinggian air berkisar
20-175 sentimeter.
Banjir juga melanda permukiman warga di Kelurahan Petamburan,
Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Permukiman yang terletak di tepi
Kanal Barat ini kerap terimbas banjir.
"Banjir kali ini tidak terlalu parah. Tinggi air sekitar 30
sentimeter. Kami sudah mengoperasikan pompa air di sekitar kawasan ini
untuk menyedot air yang masuk ke permukiman warga. Namun, karena ada
pintu air yang rusak sedikit, air masuk ke permukiman warga," ujar
Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Herning
Wahyuningsih.
Dia mengatakan, penyebab kerusakan pintu air ini belum diketahui
pasti. Namun, diperkirakan perilaku masyarakat sekitar ikut
berkontribusi atas kerusakan pintu air.
"Idealnya, sekitar Kanal Barat tidak lagi digunakan untuk
permukiman. Namun, kondisi sekarang sekitar kanal sudah padat penduduk
dan ada berbagai kegiatan, seperti pasar. Salah satu dampaknya, sampah
menjadi sangat banyak dan masuk ke saluran air," katanya.
Sejumlah kios di sekitar kanal sempat dibersihkan karena
mengganggu akses ke rumah pompa air. Namun, tidak lama, kumpulan kios
kembali memenuhi muka rumah pompa.
Sementara itu, beberapa kawasan di Jakarta Selatan juga tergenang
sepanjang pagi kemarin, seperti di Pondok Labu, Pasar Cipete, dan
terowongan dekat Pintu Air Manggarai. Di Kota Tangerang, air menggenangi
sebagian kecil Perumahan Ciledug Indah dan Total Persada.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar