Partai Gerindra mengaku ikut bangga dengan popularitas Joko Widodo (Jokowi) yang
terus melambung. Oleh karena itu, Gerindra menyambut baik wacana yang
mendorong Jokowi menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Ketua
Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pemilu 2014.
Meski
Jokowi adalah kader PDI Perjuangan, anggota Dewan Pembina Partai
Gerindra, Martin Hutabarat, mengatakan, partainya ikut andil dalam
membawa Jokowi ke kursi Gubernur DKI Jakarta dan membesarkan namanya.
Dukungan yang sama pula yang akan diberikan untuk Jokowi ke depannya.
"Bagi
Gerindra akan jadi kebanggaan Pak Jokowi disukai jadi gubernur dan
cawapres," kata Martin, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa
(23/7/2013).
Terkait komunikasi antarpartai, anggota Komisi III
DPR ini menuturkan bahwa Gerindra dan PDI-P memiliki komunikasi yang
sangat baik. Bahkan, ia mengklaim bahwa Gerindra dan PDI-P seperti
saudara serumpun, saling percaya, dan mendukung calon yang diusung.
Komunikasi
yang baik itu, lanjutnya, telah terjalin sejak masa pemilihan presiden
periode 2009 lalu. Saat itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
Soekarnoputri menjadi calon presiden dan didampingi oleh Prabowo.
Gerindra siap menjalin komunikasi yang sama intensnya ke depannya.
"Kami akan selalu seperti orang dalam, satu rumpun, dan saling memercayai. Sejak 2009, hubungan itu selalu terjaga," tambahnya.
Pada
kesempatan sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo
Kumolo sempat menyatakan pihaknya membuka diri untuk berkoalisi dengan
partai lain. Saat ini, komunikasi intens terus dijalin, khususnya dengan
salah satu partai politik peserta Pemilu 2014.
Tjahjo
menjelaskan, koalisi dilakukan untuk menyiasati seandainya perolehan
suara PDI Perjuangan pada pemilu legislatif tak mencapai target, yakni
20 persen suara. Selain itu, penyamaan konsep pemerintahan ke depan juga
akan menjadi faktor lain dalam berkoalisi.
"(Komunikasi) yang
intensif sudah dengan satu partai, yang pasti parpol peserta pemilu,"
kata Tjahjo, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
PDI-P
bertekad tak lagi menjadi oposisi. Caranya adalah dengan memenangkan
pemilu di periode mendatang. Perolehan suara yang ditargetkan adalah 20
persen. Sementara untuk mengusung capres, figur yang dipilih adalah
kader yang memegang teguh ideologi partai, yakni pro pada ekonomi
kerakyatan dan demokrasi Pancasila.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar