Akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Lina Miftaful Lannah, menilai
bahwa gerak cepat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam menata Jakarta
belum bisa diikuti oleh bawahannya. Untuk itu perlu ada kesamaan
langkah agar pembangunan Ibu Kota tidak tersendat.
"Jadi Pak Jokowi boleh lari, tapi dipelankan sedikit. Pegawainya
berjalan, dikencangkan sedikit. Kalau lomba sendiri, pasti Pak Jokowi
menang, tapi yang di belakang tetap tertinggal terus," kata Lina kepada Kompas di Gedung Fisip UI, Depok, Selasa (23/7/2013).
Lina menilai keinginan Jokowi untuk segera membenahi pelayanan di
Ibu Kota terkesan kurang melibatkan anggota pegawai di bawahnya. Ia
khawatir, jika Jokowi terlalu cepat mengambil keputusan, sementara
bawahannya belum siap, maka program-program Jokowi tak terwujud dengan
baik. Hal itu dapat mengubah persepsi publik terhadap Jokowi.
Lina menyarankan agar Jokowi membuat alternatif-alternatif
pemecahan masalah sesuai kondisi pemerintahan yang dipimpinnya. "Saya
khawatir ketika Jokowi terlalu cepat mengambil keputusan. Kalau salah,
sukar untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Jadi lebih baik
sebenarnya Jokowi melibatkan anggotanya," kata Lina.
Beberapa waktu lalu Jokowi meminta agar petugas
kelurahan/kecamatan maupun kantor pelayanan lain untuk memperbaiki
pelayanan kepada publik. Dalam pembuatan kartu tanda penduduk, misalnya,
Jokowi minta agar pembuatannya dipercepat sehingga satu jam saja sudah
selesai.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar