Kamis, 13 November 2014

Asal Ancam: BBM Naik - Jokowi Turun - Rudyatmo Presiden

Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pasal Tiga-tiga (Ganas Pati) menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Awalnya aksi penolak kenaikan harga BBM tersebut digelar di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, sebelum akhirnya para mahasiswa bergerak menuju balai kota untuk bertemu Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Sama seperti di Bundaran Gladak, di halaman Balai Kota Solo pun gabungan massa yang mengusung puluhan spanduk itu menggelar orasi.
Dengan pengawalan dari petugas kepolisian, mereka meminta agar Wali Kota menemui para pendemo dan bersama-sama menyuarakan penolakan harga BBM.
Tak lama berorasi, akhirnya para mahasiswa ini pun dipersilakan masuk ke Pendapa Gede Balai Kota Solo dan ditemui langsung oleh Wakil Wali Kota Ahmad Purnomo.
Di hadapan Wakil Wali Kota, para pendemo secara tegas mengajak pihak Pemkot Solo agar bersama-sama turun ke jalan menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM yang akan diterapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan saat Wakil Wali Kota Solo menyampaikan satu suara dengan para pendemo menolak kenaikan BBM, tiba-tiba ada salah seorang pendemo yang berteriak 'BBM naik, Jokowi turun, Rudy jadi presiden'.
Sontak teriakan tersebut disambut tawa para pendemo lainnya. Di depan mereka, Wakil Wali Kota Ahmad Purnomo mengatakan sikap tegas sudah diambil Wali Kota yang menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
Bahkan, ungkap Ahmad Purnomo, mantan rekan Jokowi itu pun sudah melayangkan surat resmi kepada pemerintah tentang penolakan kenaikan harga BBM.
"Kalian sendiri sudah tahu apa sikap dari Wali Kota Solo. Pak Rudy pun secara resmi menolak kenaikan harga BBM. Jadi, kita satu suara," papar Ahmad Purnomo di hadapan pendemo yang disambut teriakan yel-yel, di Pendapa Gede Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2014).
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UMS Suci Nurafifah secara tegas mengatakan mereka mulai meragukan komitmen dan keberpihakan pemerintahan yang baru. Belum genap sebelum memimpin bangsa, Jokowi-JK sudah mewacanakan pencabutan subsidi BBM.
Alih-alih janji kampanye yang disuarakan, kedua pasangan ini akan memberantas mafia migas untuk menekan tingkat kebocoran pengelolaan BBM hanya janji manis. Termasuk, Revolusi Mental yang selama ini menjadi jargon kampanye tak ubahnya menjadi bualan semata.
"Harga minyak dunia turun dari 105 dolar AS per barel menjadi 80 dolar AS per barel, Jokowi malah mau menaikkan harga BBM. Ini menandakan Jokowi gagal mengangkat ekonomi kerakyatan yang selalu disuarakan," papar Suci saat ditemui di sela aksi demo.
Menurut Suci, apabila tetap bersikukuh dengan keputusan menaikkan BBM, maka Presiden Jokowi akan berhadapan dengan rakyat sendiri.
Oleh karena itu, mereka menuntut Jokowi-JK segera menegakkan dan melaksanakan Pasal 33 UUD 1945, mencabut UU Liberalisasi Migas Nomor 22 Tahun 2001, serta menyetop intervensi asing.
"Negara tak akan kolaps meskipun tak menaikkan harga BBM. Negara boleh punya utang banyak, asalkan rakyatnya sejahtera," pungkasnya. [okezone]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar