Presiden Joko Widodo (Jokowi), di hadapan para timpalannya pada Pertemuan Puncak
Asia Timur (EAS), memaparkan lima pilar utama Poros Maritim Dunia yang
akan diwujudkan Indonesia melalui agenda pembangunan.
"Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi
dua samudera, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa.
Agenda pembangunan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia ini memiliki
lima pilar utama" kata Presiden di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis (13/11/2014).
Kelima pilar itu adalah pertama, pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
"Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia
harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya,
kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana kita
mengelola samudera," katanya.
Pilar kedua adalah komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut
dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan
industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.
"Kekayaan maritim kami akan digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan rakyat kami".
Pilar
ketiga adalah komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan
konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam,
logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja
sama pada bidang kelautan adalah pilar keempat agenda pembangunan itu.
"Bersama-sama kita harus menghilangkan sumber konflik di laut,
seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah,
perompakan, dan pencemaran laut," ujar dia.
Terakhir adalah
sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia
berkewajiban membangun kekuatan pertahanan maritim.
"Hal ini diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan
maritim kami, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam
menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim," katanya.
Sidang pleno KTT ke-9 EAS dibuka sekitar pukul 09.00 waktu setempat
di Myanmar International Convention Center (MICC) dengan pembacaan
sambutan dari tuan rumah Presiden Myanmar U Thein Sein.
Sebelum acara mulai, digelar sesi foto bersama di mana Presiden
Jokowi berdiri diapit PM India Narendra Modi dan PM Jepang Shinzo Abe.
Hadir dalam Sidang Pleno itu adalah 10 kepala pemerintahan Asia
Tenggara yaitu Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen,
Presiden Joko Widodo, PM Laos Thongsing Thammavong, PM Malaysia Najib
Razak, Presiden Myanmar U Thein Sein, Presiden Filipina Benigno Aquino
III, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan O Cha dan PM
Vietnam PM Nguyen Tan Dung.
Hadir pula, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri
Australia Tony Abbot, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Perdana
Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Perdana
Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Selandia Baru John Key,
dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. [antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar