Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai
penunjukan 34 orang menteri ‘Kabinet Kerja’ sebagai bentuk
ketidakmampuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadapi tekanan politik.
Hal itu terbukti adanya menteri yang berasal dari partai dan bukan profesional dalam bidangnya.
Kendati begitu, peneliti Formappi, Lucius Karus memaklumi upaya presiden ketujuh demi mewujudkan keterbukaan.
“Jokowi tidak sanggup menghindari tekanan elit parpol pendukungya,” kata Lucius, di Jakarta, Senin (27/10/2014).
Lucius
meragukan janji Jokowi yang mengatakan ingin membentuk kabinet yang
profesionalisme seperti yang dikampanyekannya dulu. Keraguan itu muncul
seiring dengan penunjukkan menteri-menteri yang condong merupakan kader
partai ketimbang politisi yang profesional dalam bidangnya.
“Saya
membayangkan bagaimana nanti para menteri ini bisa menjadi mitra yang
seimbang dengan DPR. Mayoritas menteri yang bukan tipe petarung
bisa-bisa membuat mereka akan menjadi ‘mainan’ DPR,” pungkasnya.
Diketahui,
Presiden Jokowi telah mengumumkan kabinetnya, Minggu (26/10/2014) sore
kemarin. Kabinet yang diberi nama ‘Kabinet Kerja’ itu terdiri dari 34
tokoh dari berbagai kalangan. [lensaindonesia]
Mas dihitung yang profesional berapa orang?? Ini sudah memecahkan rekor profesional terbanyak dari pemerintahan2 sebelumnya. jadi kita mesti obyektif dalam menilai
BalasHapus