Lima lelaki itu asyik bersenda gurau di area bebas asap rokok dalam
sebuah kafe di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. Dandanan mereka necis dan
seragam, yakni berkemeja putih. Wajah mereka tidak asing, salah satunya
adalah politikus dari koalisi partai pendukung presiden terpilih Joko
Widodo.
Sejak pukul empat sore, Senin pekan lalu, mereka
berkumpul di pusat perbelanjaan mewah itu. Satu-satu mereka datang
menuju sebuah meja bagian pojok. Pemandangannya langsung ke arah air
mancur Bundaran Hotel Indonesia. Arak-arakan Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla baru saja lewat setelah dilantik di
gedung MPR/DPR.
Entah apa yang mereka perbincangkan, namun sore
itu terlihat juga di dalam Plaza Indonesia berkeliaran pendukung Joko
Widodo. Ada yang berkaus berkerah bertulisan nama dan foto Jokowi-JK.
Hampir semuanya menggunakan baju berkerah atau kemeja putih. "Kamu harus
berpolitik," kata salah satu lelaki saat berpindah dari bangku kafe
menuju sofa.
Sumber merdeka.com, seorang pengusaha, mengatakan
pesta rakyat menyambut pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah
kegiatan terselubung. Bentuk dukungan, seperti spanduk untuk Presiden
Joko Widodo bertebaran, itu merupakan aksi dari massa bayaran. Mereka
berbaur dengan orang-orang benar-benar ingin bertemu pemimpin baru
negeri ini.
"Coba lihat aja spanduk-spanduk itu, dari mana duit
mereka. Dari situ juga ketahuan siapa di belakangnya," ujarnya. Bagi
dia, bukan hal mengagetkan pengerahan orang-orang bayaran itu memang
sudah terstruktur. Dalam aksi sebelumnya, dedengkot orang suruhan itu
nangkring sambil meminum kopi di kedai Starbucks. "Mereka ada
cukongnya,"
Salah satu pendukung Joko Widodo membenarkan
pengakuan pengusaha itu. Lelaki berbadan tambun dan mengenakan batik ini
mengaku baru saja menemui rekannya di pelataran Monumen Nasional.
Temannya itu merupakan salah satu dari sekian banyak relawan
menyukseskan acara pesta rakyat.
Malam itu, sesuai susunan
acara, bakal ada syukuran potong tumpeng. "Habis dari Monas lihat
temen," ujarnya membuka perbincangan awal berkenalan. Dia mengatakan
memang ada gerakan terstruktur dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan dan para relawan. "Ada juga dari relawan. Kan relawan
banyak," ujarnya.
Namun juru bicara PDIP Eva Kusuma Sundari
membantah tudingan itu. Dia mengatakan pesta rakyat menyambut pelantikan
Jokowi-JK murni dilakukan tanpa pamrih oleh para relawan. Eva juga
menampik ada dari struktur partai turun menggawangi pesta tersebut.
"Kamu lihat saja, ada tidak dari relawan di struktur kabinet," kata Eva
melalui telepon seluler kemarin.
Eva menjelaskan bahkan untuk
dana merupakan urunan dari para relawan. "Semua dana itu bantingan
(urunan). Bahkan semua artis-artis kemarin tidak ada yang dibayar,"
tuturnya.
Dana Gelap Pesta Rakyat
Sejak pukul sembilan pagi Senin pekan lalu, warga mulai tumplek di
Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Makin siang, suasana kian sesak
oleh warga mau melihat langsung Presiden dan Wakil Presiden baru
dilantik, Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla.
Sesuai jadwal,
Jokowi-JK, sapaan akrab keduanya, bakal diarak dengan kereta kencana
dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka. Sebagai suguhannya,
pesta rakyat itu menyediakan makanan gratis bagi warga. Mulai dari
ketoprak hingga bakso bisa disantap tanpa fulus.
Hasan, 45 tahun,
pedagang bakwan Malang, merupakan salah satu dari sekian banyak
pedagang disewa untuk meramaikan pesta rakyat itu. Dia mengatakan
seminggu sebelumnya dirinya sudah dipesan untuk ikut meramaikan dengan
memberi makanan gratis kepada warga saat pesta rakyat.
Imbalannya,
Hasan diberi uang Rp 350 ribu sebagai jasa sewa gerobak dan tenaga.
"Jadi ini gerobak sama tenaganya yang disewa. Seharian dikasih Rp 350
ribu," kata Hasan kepada merdeka.com Senin pekan lalu.
Hasan
datang ke Monas sehari sebelumnya. Dia dijemput pihak panitia "Syukuran
Rakyat" bersama rekannya sesama pedagang bakwan Malang di Teluk Gong,
Pluit, Jakarta Utara. "Bahan-bahan dari mereka (panitia) semua,"
ujarnya. "Jadi kami ini semua berangkat bareng dari Kapuk lalu didrop di
sini kemarin malam."
Rezeki ini rupanya dinikmati oleh sebagian
warga. Nur salah satunya. Perempuan bedomisili di Jakarta Barat ini
memang berniat hadir mendatangi acara pesta rakyat. Nur mengaku
beruntung bisa menikmati makanan gratisan disuguhkan panitia di
sepanjang Bundaran Hotel Indonesia. "Alhamdulilah makan gratis,"
tuturnya.
Namun di balik acara itu, sumber merdeka.com, seorang
pengusaha, memberikan keterangan mencengangkan. Dia mengungkapkan dana
pesta rakyat ini didapat dari perusahan daerah milik Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta. "Ya perusahaan daerah dipalakin," katanya.
Dia
tidak mengetahui berapa jumlah fulus diturunkan perusahaan daerah dalam
pesta rakyat itu. Namun ada dua perusahaan daerah di DKI Jakarta
menggelontorkan dana buat pesta rakyat. "Totalnya nggak tahu berapa,
tapi dari jumlah makanan gratis bisa diperkirakan," ujarnya.
Seorang
pendukung yang juga dekat dengan kader Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) membenarkan pengusaha itu. Dia mengatakan banyak yang
menanti imbalan dari aksi dukungan itu. "Kalau sekarang belum kelihatan,
nanti kalau nggak kebagian, baru kelihatan," tuturnya.
Bahkan
saat dipancing, pendukung itu mengatakan banyak posisi komisaris
perusahaan di BUMN lowong. "Kan banyak posisi kosong, paling nggak jadi
komisaris lah," katanya meyakinkan.
Namun juru bicara PDIP Eva
Kusuma Sundari membantah tudingan soal dana dari Badan Usaha Milik
Daerah DKI. Dia mengakui sebelumnya ada perusahaan daerah mau menyumbang
untuk acara pesta rakyat. "Kami tolak," ujarnya saat dihubungi melalui
telepon selulernya kemarin..
Eva menjelaskan semua dana buat
menggelar pesta rakyat merupakan urunan dari relawan. Dia mencontohkan
makanan gratis kemarin memang dibayar oleh para donatur. Bahkan Eva
membenarkan ada uang dari pengusaha buat membiayai hajatan itu. "Kalau
pengusaha mungkin dari relawan. Karena pengusaha juga ada yang bergabung
dengan relawan," tuturnya.
Dia mencontohkan drum band dibayar
oleh Partai Hati Nurani Rakyat. "Sedangkan beberapa asosiasi pedagang
memang menghubungi saya tapi saya serahkan ke divisi kuliner acara pesta
rakyat. Dan itu semua sudah dibayar oleh donatur." [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar