Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan
membantah sikap partainya yang mendukung pemilihan kepala daerah
langsung dalam pembahasan RUU Pilkada di DPR, merupakan sinyal akan
merapat ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Ini bukan indikasi,
tapi merupakan kebijakan sejak awal partai Demokrat sebagi penyeimbang,"
kata Syarif saat menggelar konferensi pers di DPP Demokrat, Jakarta,
Kamis (18/9/2014).
Menurut Syarif, sikap yang diambil
Partai Demokrat terkait polemik RUU Pilkada ini berdasarkan pengalaman
Demokrat melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung, selama 10
tahun di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Demokrat,
kata Syarif, menyadari banyak permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan Pilkada langsung. Oleh sebab itu, dukungan yang diberikan
Demokrat disertai 10 catatan yang perlu dimasukkan ke dalam RUU Pilkada.
"Keputusan ini berdasarkan pengalaman pemerintahan Pak SBY selama 10 tahun terakhir," ujarnya.
Menteri Koperasi dan UKM ini juga menegaskan, partainya tidak akan
menyiapkan apalagi mengajukan nama-nama menteri untuk di kabinet
Jokowi-JK.
"Nggak ada dari awal kan kita penyeimbang. Mudah-mudahan kebrsamaan bisa kita bangun," lanjutnya.
Bagaimana jika Syarief Hasan kembali ditawari menjadi menteri nantinya?
"Minta izin sama ketum," tutupnya sembari tertawa.Syarif
yang juga menteri koperasi dan usaha kecil menengah itu mengaku belum
mengetahui respons Koalisi Merah Putih terkait sikap Demokrat di RUU
Pilkada ini. Namun demikian, dia berharap, koalisi Merah Putih merespons
positif dan dapat maklum.
"Bahwa ini semata mata demi
kepentingan rakyat. Belum ada respons resmi, karena baru hari ini
diumumkan pada kawan kawan," papar Syarif. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar