Minggu, 22 Juni 2014

Debat Capres Prabowo vs Jokowi 22 Juni 2014


Tenggelamnya perahu pengangkut TKI di Selangor, Malaysia, menjadi perhatian Jokowi. Dia mengawali debat capres dengan menyampaikan duka cita bagi para korban tewas dan hilang.
"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam bagi korban kapal yang tenggelam, di perairan Malaysia," kata Jokowi.
Ronde III debat capres berlangsung di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu(22/6/2014). Tema debat dengan moderator Prof. Hikmahanto Juwana ini adalah Politik Internasional dan Ketahanan Nasional.
Jokowi dalam pemaparan visi dan misinya soal politik Interational, menekannya perlu ada perlindungan yang kuat bagi WNI di luar negeri. Khususnya bagi TKI yang rata-rata bekerja di sektor informal sehingga sering tidak terpantau oleh KBRI di negara bersangkutan.
Selain itu kata Jokowi, keamanan maritim dan sumber daya alam juga menjadi misinya jika menjadi capres nanti. Sedangkan untuk politik Internasional, dia menegaskan dukungannya agar Palestina menjadi Negara yang berdaulat dan menjadi anggota PBB.
"Disini kami punya komitmen, untuk mendukung Palestina untuk menjadi negara berdaulat!" tegasnya.

Indonesia Harus Punya Drone
Meski bukan dari militer, Jokowi tidak awam soal alutsista. Capres dari PDIP-NasDem-PKB-Hanura-PKPI ini menegaskan TNI perlu punya alutsista canggih termasuk pesawat tanpa awak untuk menjaga kedaulatan negara.
Menurut Jokowi, berdasarkan data yang diperolehnya ada Rp 300 triliun kekayaan yang dimiliki Indonesia. Namun, karena adanya ilegal fishing kekayaan yang besar itu pun hilang.
"Ke depan kita harus punya pesawat tanpa awak di tiga kawasan. Kita bisa melihat di mana ada kekayaan maritim yang diambil kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah perairan kita," kata Jokowi di panggung debat capres ketiga.
Pesawat tanpa awak atau drone itu dikatakan Jokowi memiliki tiga kegunaan untuk pertahanan RI. Pertama, mengejar pelaku ilegal fishing, kedua mengejar pelaku ilegal logging.
"Artinya drone ini selain kita perbaiki alutsista, kita pakai bukan hanya untuk pertahanan tapi juga ketahanan ekonomi," tambahnya dalam debat di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Di atas itu semua batas-batas laut harus diperjelas dan memperbaiki sistem informasi teknollogi untuk memerangi kejahatan cyber dan hybrid. Drone itu nantinya akan dipusatkan di Sulawesi, Kalimantan atau Jakarta yang jelas bisa mendeteksi pencurian kekayaan laut.

Rakyat Sejahtera, Negara Kuat
Politik Internasional perlu didukung dengan ketahanan nasional yang kuat. Maka mensejahterakan prajurit TNI dan masyarakat adalah syarat mutlak selain memperkuat alutsista.
"Kesejahteraan rakyat harus diurus," kata Jokowi dalam pemaparan visi misinya dalam debat capres di Hotel Holiday In, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).
Selain kesejehteraan rakyat, alutsista juga perlu di perbaharui, seperti dari hybird dan cyber. agar indonesia menjadi poros maritim dunia, dan menang dilaut.
"Kita ingin menang dilaut, berwibawa, dan dihormati," tegasnya.

Jangan Kirim TKI Tanpa Perlindungan
Isu perlindungan bagi TKI ditanyakan moderator kepada dua capres peserta debat. Capres Jokowi yang mendapat kesempatan pertama menegaskan masalah TKI diselesaikan lebih awal dengan memeberi pelatihan kepada calon TKI dan perlindungan hukum.
"Sebelum penempatan harus dirampungkan mengenai seleksi pelatihan, harus detail dan diawasi. Jangan sampai yang kita kirim adalah yang belum melalui seleksi dan pelatihan," kata Jokowi dalam debat capres ketiga di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Jokowi menambahkan, jika TKI sudah dikirimkan ke negara tujuan, maka tugas Kedutaan Besar adalah memberikan perlindungannya kepada WNI di negara tersebut. Menurutnya, TKI yang ada di negara luar harus selalu di cek setiap bulan apakah kondisinya dalam keadaan baik atau dalam kondisi yang dianiaya majikannya.
Jika negara tujuan TKI tidak memiliki UU yang jelas terhadap perlindungan TKI, Jokowi dengan tegas mengatakan akan melakukan moratorium.
"Kita tidak usah mengirim kepada negara yang tidak mempunyai UU Perlindungan jelas terhadap TKI. Lebih baik kita moratorium, kita harus tegas karena menyangkut nyawa dan harkat martabat negara kita," tuturnya.

Prabowo Sepakat dengan Jokowi Tentang TKI
Nasib WNI yang bekerja di luar negeri menjadi perhatian dua capres dalam debat putaran ketiga. Prabowo Subianto menilai banyak WNI yang terpaksa mencari penghidupan di negara lain karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan di negeri sendiri.
"Di luar negeri, di Timur Tengah atau Malaysia dan lainnya, saya selalu melihat mereka. Mereka datang dari tempat-tempat yang sangat miskin," ujar Prabowo dalam debat capres putaran ketiga dengan tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional" di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).
Prabowo menceritakan pengalamannya membantu seorang tenaga kerja wanita Indonesia asal Atambua, Nusa Tenggara Timur. TKW itu diketahui berasal dari keluarga 10 anak, dan pergi ke luar negeri saat usianya masih 15 tahun. Karena mengalami penyiksaan di tempat kerjanya, ia pun membunuh sang majikan.
"Kita bantu selamatkan nyawanya," tutur Prabowo.
Sama seperti debat sebelumnya, Prabowo kembali menyetujui ide Joko Widodo terkait TKI. "Saya sependapat dengan Pak Jokowi, kita harus menseleksi, mendidik, menyiapkan dan mensertifikasi tenaga kerja kita."
"Pemerintah harus wajib menyiapkan tenaga kerja dengan pendidikan baik, agar pekerjaan mereka di luar negeri juga baik. Tidak hanya jadi tukang sapu atau pembantu," tegasnya.

Diplomasi Tapal Batas
Klaim batas wilayah dengan negara sahabat yang tumpang tindih dan pencari suaka menjadi perhatian Capres Jokowi. Untuk memecahkan masalah tersebut, Jokowi akan pilih pendekatan diplomasi.
"Jika ada masalah yang kita utamakan diplomasi pemerintah antar pemerintah," kata Jokowi menjawab pertanyaan moderator debat, Prof. Hikmawanto Juwana tentang negara Indonesia yang kerap berbenturan dengan negara lain terkait batas negara dalam debat capres, Minggu (22/6/2014).
Menurut Jokowi, diplomasi terus dilakukan dengan seinsentif mungkin. Bahkan membawanya ke mahkamah Internasional jika diplomasi antar pemerintah tak dapat menemui jawaban.
"Ya kalau mentok-mentoknya kita bawa ke Mahkamah internasional," tegasnya.
Bahkan untuk menghindari perang, pihaknya akan mengirimkan diplomat terbaik Indonesia, karena Jokowi meyakini setiap maslaah ada keluar dan jawabannya.
"Semua bisa kita lakukan diplomasi, tanpa berpikiran menyelesaikan dengan perang," pungkasnya.

Perdagangan Internasional
Ketika Capres nomor urut satu, Prabowo Subianto memberikan pertanyaan kepada capres Jokowi terkait manfaat ikut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Bagaimana pendapat anda tentang peran Indonesia dalam WTO, Organisasi Perdagangan Dunia. Apakah kita merasakan manfaat atau gimana ke depan?" tanya Prabowo dalam ajang Debat Capres ketiga, Minggu (22/6/2014).
Menurut Jokowi, bagi Indonesia mengikuti WTO memiliki hal yang positif dan negatif. Jika tidak ikut WTO, barang-barang produksi Indonesia yang akan dimasukkan ke sebuah negara akan mengalami kesulitan.
"Kita ikut WTO asal kita punya daya saing dan barang-barang kita kompetitif di pasar dunia sehingga kita bisa masuk ke semua negara. Itu pentingnya kita perkuat produktifitas dan daya saing," jelasnya.
Jokowi mengakui daya saing produk buatan dalam negeri saat ini masih rendah. Karenanya, pekerjaan rumah utama dari sektor industri tersebut adalah meningkatkan daya saing untuk bisa masuk ke pasar semua negara luar.
"Kalau ada barang yang masuk ke negara kita tentu menguntungkan, daya saing kita sekarang rendah. Ini PR kita agar kita punya harga-harga produktif dan daya saing agar kita bisa masuk ke pasar mana saja, agar barang yang punya orientasi ekspor bisa masuk ke pasar luar," jelasnya.

Ganggu Wilayah RI, Kita Bikin Rame
Tanpa ragu, calon Presiden Joko Widodo akan melakukan tindakan yang tegas jika kedaulatan RI diancam negara lain. Meski mengedepankan diplomasi, namun setiap saat dia siap bertindak jika kedaulatan NKRI diganggu bangsa lain.
"Kita bikin rame," ujar Jokowi menjawab pertanyaan Capres Prabowo Subianto soal strategi dan kebijakan jika wilayah NKRI diklaim oleh negara lain.
Meski mengedepankan diplomasi, pria kurus ini tak mau dianggap remeh oleh bangsa asing jika kelak dirinya menjadi pemimpin. Pemerintahannya akan mengambil sikap yang tegas dan berani mengambil resiko.
"Apapun akan saya lakukan jika kedaulatan kita dinganggu, apa pun saya pertaruhkan," tegas Jokowi dalam debat di hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).

Dukung Palestina
Pada debat ini, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi akan mendukung kemerdekaan Palestina dan menempatkan Palestina sebagai anggota tetap PBB.

Jokowi Ingin Industri Militer Dalam Negeri Maju
Capres Joko Widodo mengaku sangsi terhadap keputusan pemerintah membeli main battle tank Leopard. Selain dianggap tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia, juga tidak mendukung industri pertahanan nasional.
Menurutnya, alutsista lebih dikembangkan dengan cara memproduksinya di dalam negeri. Tidak terhenti kepada panser Anoa.
"Ini harus dikembangkan terus, tidak hanya terhenti di Anoa saja. Tapi ada panser banteng dan lain-lain," kata Jokowi dalam debat dengan Capres Prabowo Subianto.
Menurut Jokowi dengan mengedepankan industri pertahanan, maka Indonesia tidak perlu lagi bergantung dengan negara lain, karena dapat memproduksi sendiri.
"Ini kita perlukan, sehingga mempunyai pertahanan yang baik dan disegani oleh negara lain," pungkasnya dalam ronde III debat di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).

Tentara Cadangan
Jumlah prajurit TNI saat ini belum sebanding dengan luas wilayah NKRI yang harus dijaga. Untuk mengatasi masalah tersebut, Capres Jokowi setuju Indonesia punya tentara cadangan dari kalangan sipil.
Jokowi menyatakan, jika terpilih sebagai Presiden RI pemerintahannya ingin melatih tentara cadangan yang ada di sipil. Sehingga, kesiapan masyarakat sipil menjadi hal utama untuk membantu menambah pertahanan nasional.
"Kita ingin melatih agar cadangan-cadangan ada di sipil, sehingga setiap saat diperlukan mereka siap di medan apa pun. Ini pertahanan semesta kita agar kita tidak tergantung jumlah tentara yang ada, tapi kesiapan kita di personil akan didukung oleh pertahanan sipil kita," ujar Jokowi.
Pernyataannya ini menjawab pertanyaan Capres Prabowo Subianto dalam ronde III debat capres. Debat berlangsung di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Jokowi juga menerangkan pentingnya pertumbuhan ekonomi untuk menambah pertahanan negara. Pertumbuhan ekonomi setidaknya harus tumbuh di atas tujuh persen sehingga diperkirakan mampu menambah prajurit ataupun perawatan alustista.
"Anggaran untuk pertahanan kita Rp 80 triliun. Kalau ekonomi tumbuh di atas 7% kami yakini dalam waktu 4-5 tahun bisa mencapai 3x lipat. Kuncinya ekonomi harus tumbuh, dengan itu kita bisa miliki anggaran yang lebih besar untuk menambah alutsista. Dengan peralatan yang cukup baru kita berani menyampaikan kita betul-betul siap dan negara punya wibawa dan dihormati negara lain," tegasnya.

Fungsi Duta Besar
Komunitas Ekonomi Asia Tenggara atau Asean Economy Community (AEC) dengan  sistem single market berlaku per 2015. Artinya terbuka peluang melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja lebih luas antar negara anggota ASEAN.
Capres Joko Widodo menyadari Indonesia perlu menyiapkan diri agar tidak tertinggal dari negara lainnya. Lalu apa yang akan pemerintahannya kelak lakukan agar tidak tertinggal?
"Menurut saya, dubes-dubes kita harus jadi marketer. Harus mampu memasarkan produk-produk daerah di luar negeri," ujar Jokowi.
"Dubes juga harus bisa cari pasar, harus bisa nego dan harus bisa bertransaksi," tambah capres nomor urut 2 itu dalam debat capres putaran ketiga bertema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional di Hotel Holiday Inn di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014). .
Meski waktu yang tersisa sempit, Jokowi optimistis Indonesia mampu bersaing dengan negara lainnya. Ia tidak ingin Tanah Air diserbu banyak produk asing, seperti yang terjadi saat ini.
"Kita harus serang ke sana, bukan kita yang diserang produk-produk asing. Jangan sampai pasar kita dikuasai barang-barang impor," tegas Jokowi.
Sementara Prabowo berpendapat pembentukan AEC perlu disikapi dengan dukungan pemerintah terhadap sejumlah perusahaan. "Insentif diberikan, kredit diperlancar, perizinan dipermudah. Kita harus ketat dalam menjaga kekayaan nasiona, dan juga memaksakan processing industry agar diterapkan di negeri sendiri," paparnya.

Laut Cina Selatan
Perebutan batas wilayah antar beberapa negara tetangga di Laut China Selatan, tidak bisa Indonesia abaikan. Capres Prabowo Subianto menanyakan apa langkah yang akan Jokowi tempuh untuk menyelesaikannya.
"Kalau kita yakin bisa carikan jalan keluar dengan strategi diplomasi, kita masuk saja," jawab Jokowi.
"Tapi kalau kita tidak punya keyakinan, kita enggak harus ikut-ikutan dalam konflik yang arahnya saja belum jelas," tambah dalam debat capres putaran ketiga bertema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional di Hotel Holiday Inn di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).
Prabowo menanggapi dengan menjelaskan ada empat negara yang saat ini terlibat konflik wilayah maritim dengan Tiongkok di Laut China Selatan adalah anggota ASEAN. Indonesia juga anggota ASEAN, dan merupakan negara terbesar di Asia Tenggara.
"Kalaupun kita bisa masuk, harus ada manfaatnya, harus bisa beri solusi, agar konflik itu tidak meluas. Konflik-konflik seperti itu lebih baik jika secepatnya diselesaikan," tutup Jokowi.

Tank Leopard
Jokowi pembelian main battle tank tersebut sia-sia, karena tidak cocok dengan kondisi geografis indonesia.
"Tank ini terlalu berat, beratnya mencapai 62 ton, kalau lewat jalan pasti rusak semua apalagi lewat jembatan kita," kata Jokowi.
Menurut dia untuk pembelian alutsista, dirinya menghimbau agar memperhatikan dengan gegorafis indonesia. Bahkan kata Jokowi, jika terpilih, dirinya bersama Jusuf Kalla akan mengembangkan produksi alutsista sendiri.
"Ke depan industri pertahanan, kita kembangkan dengan baik," ujar jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar