Jumat, 22 November 2013

Siaran Pers Indikator Politik Indonesia, Jumat 22 November 2013

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) seharusnya tidak perlu ragu lagi untuk mencapreskan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilu presiden 2014. Popularitas Jokowi memiliki efek kuat dalam menarik para pemilih untuk mencoblos partai berlambang banteng moncong putih itu.
Kesimpulan itu didapatkan dari studi ilmiah melalui survei opini publik eksperimental yang dilakukan The Indonesian Institute (TII) dan Indikator Politik Indonesia (INDIKATOR) pada 1.200 responden yang berlangsung 10-20 Oktober 2013.
Dalam siaran pers, Jumat (22/11/2013), dijelaskan bahwa survei ini bertujuan mengukur efek gubernur DKI Jakarta itu bagi partainya, PDIP, bila dia dicalonkannya sebagai presiden.
Mengapa survei eksperimental perlu dilakukan, sebab, selama ini survei biasa sulit membedakan apakah elektabilitas Jokowi disebabkan oleh elektabilitas partai atau sebaliknya.
Dengan survei eksperimental, 1.200 responden dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing 400 orang. Ada tiga model pertanyaan yang diajukan, dan setiap responden hanya ditanya salah satu dari tiga pertanyaan di bawah ini secara random.
  1. Bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih dari partai-partai berikut? NON TREATMENT.
  2. Bila Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) MENCALONKAN Jokowi sebagai Presiden, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih dari partai-partai berikut? TREATMENT 1.
  3. Bila Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) TIDAK MENCALONKAN Jokowi atau Joko Widodo sebagai Presiden dalam pemilihan presiden 2014 nanti, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih dari partai-partai berikut? TREATMENT 2
Hasilnya diklaim INDIKATOR, secara ilmiah bisa menggambarkan pengaruh Jokowi terhadap elektabilitas PDIP, dan partai-partai lain peserta Pemilu 2014.
Survei ini membuktikan bahwa pencapresan Jokowi oleh PDIP punya dampak positif dan sangat signifikan bagi kenaikan elektabilitas PDIP bila pemilihan anggota DPR dilakukan ketika eksperimen dilakukan.

Kesimpulan yang didapatkan:
Tanpa pencapresan Jokowi oleh PDIP, partai ini pada saat survei dipilih oleh sekitar 22% responden.
Ketika dilakukan treatment di mana Jokowi dicapreskan oleh PDIP, maka suara PDIP melonjak hampir dua kali lipat, menjadi 38% responden.
Sebaliknya bila Jokowi tidak dicapreskan oleh PDIP, dan ini diketahui secara luas oleh pemilih nasional, maka elektabilitas PDIP hanya sekitar 14%.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar