Hasil survei IDE Research and Consulting menyatakan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) 27,41 persen bila dipasangkan sebagai calon presiden dan wakil presiden RI pada Pemilu 2014.
(Perbandingan : Klik Disini) "Peneliti kemudian menyimulasikan beberapa koalisi yang mungkin terbentuk, maka dilakukan survei untuk menguji keberterimaan pasangan calon dimata publik. Hasilnya jika Jokowi dipasangan dengan Aher, maka hasil elektablitasnya mencapai 27,41 persen," kata Direktur Eksekutif UDE Research and Consulting Jajang Sukmahari, di Kota Bandung, Rabu (19/2/2014).
Dalam survei nasional dengan menyertakan 1.600 responden di seluruh Indonesia dengan tema "Mencari Pengganti SBY-Boediono" ini, Jajang menuturkan Jokowi juga dipasangan dengan tokoh lainnya seperti Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Seokarnoputri.
"Kami memasangkan Megawati-Jokowi, elektabilitasnya hanya 24,95 persen, lalu Jokowi-Mahfudz MD itu hanya 25,52 persen. Masih jauh jika dibandingkan dengan duet Jokowi-Aher," kata Jajang.
Menurut dia, Jokowi-Aher dinilai sebagai perpaduan dua tokoh yang menarik karena segmen pemilih sangat berbeda sehingga elektabilitas mereka jika dipasangakan sebagai capres-cawapres paling tinggi dibandingkan dengan lainnya. "Jadi kalau Jokowi-Aher dipasangkan maka tidak ada rebutan segmen pemilih," katanya.
Pasangan Jokowi-Aher ini, lanjut Jajang, ialah cerminan dari koalisi partai nasional dan religisus.
"Kemudian dua tokoh ini punya mesin politik yang militan, PDI Perjuangan dengan wong cilik, PKS juga punya segmennya," kata Jajang.
Ia menuturkan, riset tersebut dilakukan di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak sebanyak 1.600 responden dari tanggal 13-21 Januari 2013. "Survei ini menggunakan "multi stage random sampling" pada tingkat desa/kelurahan se-Indonesia, "sampling error" dalam survei ini sebesar 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen," katanya.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar