Sebanyak 80% publik secara spontan (pertanyaan terbuka) tidak memberikan suaranya kepada tokoh partai teratas sebagai calon presiden (capres) seperti Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Wiranto, dan Aburizal Bakrie.
Demikian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) saat merilis hasil surveinya, di Jakarta, Rabu (29/1/2014). Hasil survei disampaikan Direktur Riser SMRC Jayadi Hanan.
Dalam pertayaan terbuka pada Desember 2011, lanjut Jayadi, total suara yang memilih Megawati, Prabowo, Aburizal, Wiranto sebagai calon paling top selama ini hanya 15%. Pada Desember 2013, juga tidak mengalami kemajuan berarti, hanya naik 5%.
"Artinya, hampir semua pemilih pada 2013, pada dasarnya tidak memberikan mandat secara sukarela (pertanyaan terbuka) pada salah satu dari keempat ketua partai itu untuk menjadi presiden," ungkapnya.
Namun, jika diajukan dengan daftar nama, survei terakhir lembaganya menemukan tingkat keterpilihan publik terhadap para calon tersebut naik menjadi 35%. Selain itu jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dimasukkan dalam kategori capres, maka jumlah suara mengambangnya menurun ke-51%.
Menurut dia, naiknya total suara yang memberikan dukungan secara spontan pada tokoh-tokoh untuk menjadi presiden karena menguatnya dukungan pada Jokowi sepanjang 2013.
Jokowi mampu memperkecil suara mengambang untuk memberikan mandat secara sukarela pada tokoh menjadi presiden. Dengan menambahkan Jokowi, kata Jayadi, pemberian mandat rakyat membesar dari 15% di 2011 menjadi 40% di 2013.
"Tanpa menyertakan Jokowi, 80% rakyat tidak memberikan mandat secara sukarela pada salah satu capres top itu," tandasnya.
Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan pada 1.220 responden, berusia 17 tahun keatas, dan atau telah menikah. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin eror 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%. Adapun wawancara dilakukan pada 19-27 Desember 2013 lalu.
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar