Rektor Universitas
Paramadina Anies Baswedan menyebut tokoh-tokoh lama yang saat ini
digadang maju sebagai calon presiden sebagai "para pemimpin daur ulang"
atau "recycled leaders". Menurut dia, tidak ada perubahan
tawaran baru yang diberikan kepada para tokoh lama ini. Oleh karena itu,
Anies yakin bahwa Pemilu 2014 akan menjadi ajang bagi pemimpin muda
unjuk gigi dengan ide-ide segar.
"Recycled leaders sudah terlalu lama. Ini era demokrasi dan kita sekarang bagian dari global community.
Kita bukan mencari pemimpin yang mencari masalah, sementara saat ini
pendekatannya cenderung seperti itu, tidak ada bedanya," ujar Anies saat
berdiskusi dengan redaksi Kompas.com, Rabu (29/1/2014).
Saat ditanyakan siapakah recycled leaders yang dimaksudnya? Anies pun berseloroh. "Ya itulah, yang maju berkali-kali, tapi nggak menang-menang," ujarnya tertawa.
Peserta
Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat itu menyadari bahwa tokoh-tokoh
lama ini masih cukup memiliki dukungan dalam survei. Namun, Anies
mengutarakan bahwa keberadaan tokoh itu tak akan ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan elektabilitas Jokowi yang membenamkan semuanya.
"Sebesar apa pun Pak Ical, tapi Pak Jokowi ini beyond. Semua kecil jika dibandingkan Jokowi," imbuhnya.
Masih
banyaknya tokoh lama yang maju sebagai calon presiden, menurut Anies,
tak lepas dari persepsi masyarakat tentang politik yang begitu buruk.
Dia menuturkan, generasi muda yang hadir pada masa Orde Baru, di dalam
pikirannya, sudah tertanam untuk tidak mau mengurusi politik. Generasi
saat ini, sebut Anies, melihat partai politik sebagai sebuah formalitas
belaka.
"Terjadi penurunan. Ini berbeda dengan orang-orang
generasi saya, yang merasakan masa transisi Orde Lama ke Orde Baru.
Bagaimana parpol berperan sehingga generasi saya bisa dibilang lebih
sensitif terhadap politik," kata pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7
Mei 1969, ini.
Dengan kondisi tersebut, Anies pun berusaha
menawarkan ide tidak dengan menjual janji, tetapi dengan membuat sebuah
gerakan. "Saya hadir dengan ide mari sama-sama kita menyelesaikan
masalah," katanya.
Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini
mengaku berusaha membuat semua orang menyelesaikan persoalan di
sekelilingnya. Setelah itu, mereka diajak untuk mengajak orang lainnya
melakukan perbuatan baik yang serupa. Hal ini dilakukan Anies bersama
relawan "Turun Tangan" yang kini jumlahnya ribuan dan tersebar di
seluruh Indonesia.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar