Fenomena Joko Widodo (Jokowi), mantan Wali Kota Surakarta yang akhirnya
memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, dan kegiatan “blusukan”
yang dilakukannya mendapatkan atensi tersendiri dalam buku “Selalu Ada
Pilihan” karangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penggalan
kisah tentang tokoh yang akrab dipanggil Jokowi tersebut membuka sub bab
berjudul ““Blusukan” Penting, Asalkan...” dari buku Selalu Ada Pilihan
yang diluncurkan SBY. Ceritanya, sang Presiden
dimintai pendapat tentang Jokowi oleh dua orang rekannya.
Kedua
rekan itu dikisahkan menyebut Jokowi yang lebih banyak blusukan,
melakukan pencitraan, dan sehingga bertanya-tanya kapan waktu kerja sang
Gubernur.
“Teman yang bicara tadi sebetulnya tidak anti Jokowi.
Juga tidak anti PDIP. Barangkali dia justru ikut memilih Pak Jokowi
dalam Pilgub DKI Jakarta yang lalu. Oleh karena itu, lebih mudah bagi
saya untuk menjawabnya. Tidak ada beban,” katanya.
Bagi seorang
pejabat baru, tulis SBY, mengetahui masalah nyata di lapangan penting.
Apalagi, lanjutnya, Jokowi bukan penduduk asli Jakarta dan belum pernah
bertugas di Jakarta sebelumnya.
“Dengan memahami persoalan yang
dihadapi masyarakatnya, pastilah kebijakan dan program-program yang
dijalankan akan tepat. Solusinya juga tepat,” jawab saya.
Dalam
bukunya, SBY menyebutkan bahwa blusukan perlu dilakukan oleh seorang
pemimpin agar paham kondisi riil dan persoalan yang dihadapi oleh
rakyat. Karena, pada saat blusukan itulah pemimpin berdialog, meminta
masukan, meninjau, dan melakukan pengamatan.
Dia sendiri mengaku dulu kerap melakukan aktivitas “blusukan”, terutama pada tahun pertama pemerintahannya.
SBY
menilai Jokowi tentu akan tahu waktu yang pas untuk mengurangi kegiatan
blusukan yang sering dilakukannya. “Nanti kalau sudah cukup tentu tidak
akan begitu terus. Saya yakin pak Jokowi tahu itu,” katanya.
Sumber :
Metro TV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar