Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yakin bahwa arus lalu lintas Jakarta tidak akan deadlock
seperti diprediksikan sejumlah pengamat. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, kata Jokowi, terus berupaya merangsang para pengendara
kendaraan pribadi untuk beralih ke alat transportasi massal.
"Mulainya memang dari bus-bus baru ini, akhir tahun semuanya kan nongol dan langsung beroperasi di Jakarta," ujar Jokowi ke wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2013).
Dari
656 bus yang terdiri dari 310 transjakarta dan 346 bus sedang, Jokowi
memprediksi bahwa pada minggu pertama awal 2014 mendatang, 100 bus telah
beroperasi dan diikuti 200 bus pada minggu kedua. Jumlahnya akan
bertambah pada minggu selanjutnya.
Ia menargetkan, sebanyak 656
bus itu akan beroperasi semua pada akhir Januari 2014. Jokowi yakin
penambahan bus tersebut membuat penggua kendaraan pribadi beralih ke
alat transportasi massal. Otomatis, lambat laun, kemacetan lalu lintas
pun berkurang.
Soal kendala ketersediaan gas bagi bus baru,
Jokowi menampiknya. Hingga April 2014, Pertamina dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) memastikan akan menambah jumlah stasiun pengisian bahan
bakar gas (SPBG) menjadi 15 unit.
"Tapi kalau tahun depan tambah
1.000 transjakarta sama 3.000 bus sedang, metromini, kopaja, maka
(SPBG) memang mau tidak mau harus ditambah, paling tidak menjadi 48
SPBG," ucapnya.
Penambahan bus baru itu, lanjut Jokowi, juga
dibarengi dengan pembenahan trayek di Jakarta. Berdasarkan pemetaan
Jokowi bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta, ada trayek yang dipenuhi
angkutan kota. Namun, ada pula jalur yang tidak dilintasi. Oleh sebab
itu, penambahan bus akan diintegrasikan dengan pembenahan trayek.
"Desain makronya sudah ada. Jadi, bakal menyesuaikan dengan monorel, MRT, dan KRL. Nyambung semua, saling melengkapi. Mudah-mudahan bisa ndak gitu (deadlock)," ucap Jokowi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar