Rabu, 18 Desember 2013

Jokowi: MRT, Perubahan Gaya Hidup dari Nyetir ke Transportasi Massal

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta selaku pelaksana mega proyek ini berjanji pada Mei 2018 layanan MRT sudah bisa dinikmati masyarakat. Lalu apa persiapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghadapi perubahan gaya hidup masyarakat tersebut?
"Persiapan menuju ke sana, ERP disiapkan, pajak progresif disiapkan seperti berapa persen yg akan kita naikkan, pajak parkir tinggi sudah mulai disiapkan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan itu usai acara peringatan Hari Ibu di Sasana Kriya, TMII, Jakarta Timur, Rabu (18/12/2013).
Menurut Jokowi, pihaknya juga menyosialisasikan warga untuk naik MRT dan monorail. Bila pembangunan MRT dan monorail sudah siap maka tidak ada kendala pada warga.
"Jadi pada saat selesai, warga sudah siap. Karena di negara lain ada yang kejepit pintu, ada yang ketinggalan kereta," kata mantan Walikota Solo itu.
Jokowi juga menyiapkan suatu organisasi untuk MRT. Namun dia belum menyebutkan nama organisasi itu.
"Ini menuju ke perubahan gaya hidup. Dari nyetir mobil ke transport massal. Itu tidak mudah," tutur Jokowi.
Proyek MRT Jakarta sepanjang 16 Km dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia bernilai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 15 triliun. MRT terdiri dari 7 stasiun layang yang meliputi Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja. 6 Stasiun bawah tanah antara lain Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas dan Bundaran HI.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar