Senin, 18 November 2013

Jokowi: Ada yang Menyerang Ada yang Bertahan, Saya Pilih Kerja Saja

"Namanya juga politik" dan "biasa saja" adalah kalimat yang terlontar dari mulut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saat ditanya soal adanya upaya lawan politiknya untuk memperburuk citra positifnya di kalangan masyarakat.
Ditemui di Balai Kota, Jakarta, usai seharian blusukan pada Senin (18/11/2013) malam, politisi PDI Perjuangan itu mengatakan,, dalam politik masing-masing pihak memiliki strategi. Jokowi pun mengibaratkan adu strategi itu layaknya pertandingan sepak bola.
"Ada yang strategi menyerang, ada yang strateginya bertahan. Ada yang penyerangnya ditambah, wajar-wajar saja," ujarnya.
"Kan masing-masing punya strategi sendiri-sendiri. Kalau strategi saya ya kerjalah. Menyelesaikan persoalan ya kerja," ujarnya.
Kerja, lanjut Jokowi, merupakan hal penting dalam dunia politik. Perspektifnya bahwa politik merupakan cara manusia di dalam bernegara demi mencapai kesejahteraan masyarakatnya adalah hal yang mutlak sekaligus tidak dapat lagi untuk diganggu-gugat.
Bilamana ada kekurangan, Jokowi mengakui bahwa manusia tak ada yang sempurna serta tak pernah luput dari kesalahan. Yang paling penting bagaimana meminimalisir kesalahan dengan rencana yang tepat dan baik. Ia yakin, kesejahteraan masyarakat tercapai.
"Kayak di Solo, saya sudah bekerja sebaik-baiknya. Bahwa ada yang kurang-kurang, ya maaf, namanya juga manusia," ujarnya.
Saat diminta penegasan terkait sikapnya terhadap upaya lawan politiknya itu, Jokowi pun mengaku tidak terlalu memikirkannya. "Ndak apa-apa, mau apa sih. Kalau ndak dibiarin maunya saya apain, ya ndaklah, biasa saja," ujar Jokowi sambil terkekeh.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo melihat ada upaya memperburuk citra Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi mendekati Pemilu 2014. Pesaing Jokowi, menurut Tjahjo, sudah membentuk tim khusus untuk memperburuk citra mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Tim khusus itu, tutur Tjahjo, bahkan sengaja mendatangi Solo, Jawa Tengah, untuk mengumpulkan informasi. Tjahjo mengaku menerima informasi ada upaya pengumpulkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hanya untuk mencari keburukan Jokowi.
Selain itu, tim ini juga bergerak ke para pemilik media massa untuk mengurangi porsi pemberitaan Jokowi. Saat ditanya siapa pihak yang membentuk tim itu, menurutnya, publik sebenarnya sudah tahu sehingga ia tak perlu mengatakan. Tjahjo menyadari popularitas dan elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden membuat banyak pesaing yang merasa khawatir.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar