Mantan KASAD Pramono Edhie Wibowo menjadi salah satu tokoh yang turut
serta dalam konvensi Partai Demokrat (PD). Ia pun dibanding-bandingkan
dengan tokoh seperti Joko Widodo (Jokowi) yang gemar blusukan.
"Blusukan
tentara itu sudah. Blusukan dari letnan, kalau Pak Jokowi mungkin baru,
tapi itu bagus. Kalau tentara nggak usah pakai apa-apa, cuma dengan
kompas sudah masuk sawah. Itu benar-benar blusukan kotor betul kita,"
kata Pramono di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Minggu (8/9/2013).
Menanggapi
tingginya popularitas Jokowi, Pramono berpendapat dirinya tak mungkin
dipilih tim konvensi PD jika tak memiliki kemampuan meningkatkan
elektabilitas. Ia juga menyebutkan menjadi 'underdog' bisa membawa
kejutan.
"Kalau popularitasnya kalah, nggak dipilih dong sama
rakyat. Jadi semua yang ikut, entah konvensi, pasti menginginkan
elektabilitasnya naik. Kalau nggak, pasti nggak dipilih. Kadang-kadang
yang underdog itu jadi kuda hitam. Saya akan berusaha. Kalau kita
berperang istilahnya, kalau kita nggak yakin pasti kalah, tapi kalau
perang belum tentu kalah tapi belum tentu juga menang, tapi ada
hasilnya," ujar ipar SBY ini.
Kemudian tiba-tiba seorang ibu
memberikan es kelapa kepada Pramono di tempat ia menyampaikan
keterangannya. Keringat setelah bersepeda bersama ribuan warga Karawang
perlahan mengering bersamaan dengan es kelapa yang ia minum.
"Kalau
kita rebutan jadinya makin kecil tapi kalau mendukung bisa," ujar
Pramono menlanjutkan keterangannya setelah bercipika-cipiki dengan ibu
pembawa es kelapa itu.
Sudah tahu strategi tokoh lainnya dalam konvensi atau sudah ada strategi khusus?
"Intip
orang mandi saja nggak boleh, apa lagi strategi. Kalau intip mengintip
seolah-olah kayak ada yang disembunyikan. Sudahlah, nonton CSI saja
lah," tutup Pramono.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar