Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di sejumlah survei capres
2014, meroket. Sejumlah politikus senior yang berniat meramaikan bursa
capres, berhasil disalipnya tanpa persiapan khusus.
Konon, sosok
sederhana dan rajin menyapa rakyat menjadi nilai plus pria yang akrab
disapa Jokowi itu. Jadi, tanpa kampanye, spanduk, atau pun poster
diyakini publik sudah mendukung jika salah satu alternatif capres itu
adalah Jokowi.
Tapi, Jokowi sendiri tak pernah menanggapi serius
semua hasil survei itu. Meskipun sikapnya mulai menunjukkan sinyal
kesiapan, dari yang dulunya benar-benar menolak kini Jokowi menyerahkan
restu itu pada partai dari Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Selama belum ada penunjukan itu, Jokowi mengaku ingin fokus
bekerja untuk Jakarta.
PDI-P juga belum bulat mendukung Jokowi di 2014. Tapi semua tokoh yang dikalahkan Jokowi mulai panik dan merasa disaingi.
Salah
satunya, Partai Gerindra yang sudah dipastikan bakal mengusung Ketua
Dewan Pembina, Prabowo Subianto. Gerindra menolak jika Jokowi maju
sebagai capres. Sebagai partai pendukung di Pilgub DKI lalu, Gerindra
memerintahkan Jokowi menyelesaikan tugasnya lima
tahun ke depan sebagai gubernur Jakarta bersama kader mereka Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kami hanya ingin mengingatkan Jokowi pernah
janji kepada kami dan rakyat Jakarta untuk berkonsentrasi mengurus
Jakarta," kata Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, di Gedung DPR beberapa
waktu lalu.
"Ini bukan karena kekhawatiran pada elektabilitas
Jokowi. Secara esensi amanah masyarakat Jakarta harus diselesaikan
kepada Jokowi. Kami akan berusaha mengingatkan hal itu," lanjutnya.
Tak
cuma Ahmad Muzani, sikap yang sama juga disampaikan politikus Gerindra,
Martin Hutabarat. Pria yang menjabat anggota Dewan Pembina Partai
Gerindra meminta Jokowi menepati janjinya pada Gerindra, bekerja serius
untuk rakyat Jakarta.
"Gerindra yang mendukung Jokowi dan ikut
menjadikannya gubernur, dan bagi Gerindra akan jadi kebanggaan Pak
Jokowi jadi gubernur," kata Martin.
"Apakah kita bisa menerima kalau Jokowi baru jadi gubernur kemudian dicalonkan jadi capres," tutur dia.
Waketum Partai Gerindra Fadli Zon juga punya harapan yang sama. Fadli meminta Jokowi tetap memimpin Jakarta.
"Pak Jokowi berjanji beliau akan menjalankan amanah 5 tahun menjadi gubernur (meskipun janji itu tak pernah ada - red)," kata Fadli.
Fadli
justru meminta PDI-P yang berbesar hati mendukung Prabowo jadi capres.
Permintaan ini sebagai timbal balik atas dukungan yang diberikan
Gerindra pada Megawati di Pilpres 2009 lalu.
Penolak Gerindra
pada Jokowi sebagai kandidat capres juga datang ketua umum mereka,
Suhardi. Dia meminta PDI-P pada posisi mendukung Prabowo jadi capres,
bukan mencalonkan Jokowi.
"Partai ini sudah bulat mendukung
Prabowo. Dan berharap mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat
termasuk PDI-P," kata Suhardi.
"Kontrak politik Jokowi harus menuntaskan tugas sebagai gubernur menuntaskan Jakarta," jelasnya.
Meski
semua kader Gerindra menolak Jokowi jadi capres, tidak demikian
dengan Ahok. Ahok ini justru memberi
dukungannya, meski dia berharap besar Jokowi mendampinginya memimpin
Jakarta.
"Saya sih setuju-setuju saja kalau beliau mau, tapi
enggak mudah itu tanpa Pak Jokowi. Saya bisa hari ini kan karena beliau
yang ke lapangan, ngasih arahan," kata Ahok.
Ahok menilai ada
sisi positifnya bila Jokowi jadi presiden. "Kalau beliau jadi presiden
ya enak ya banyak proyek pusat di Jakarta bisa direalisasikan,"
tambahnya.
Meski dukungan itu masih setengah hati, Ahok
menganggap hal itu biasa dalam politik. Terkait sikap kader Gerindra
yang mayoritas tak mendukung Jokowi nyapres, Ahok menegaskan menduga
partai berlambang burung Garuda itu memang tak ingin Jokowi jadi
presiden.
"Arahan jelas, sukseskan Jokowi jadi Gubernur DKI.
Enggak ada arahan lain. Gerindra pengennya Jokowi enggak maju kali ya,"
kata Ahok sembari tertawa.
Mungkinkah kali ini sikap Ahok benar-benar tak seirama dengan partai dan memilih mendukung Jokowi menjadi capres?
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar