Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kerap disebut sebagai media darling
karena popularitasnya di berbagai media dan portal berita. Lembaga
penelitian asal Singapura, Purengage, melakukan penelitian yang
menunjukkan bahwa selain populer, Jokowi juga menjadi favorit di portal
berita.
Jokowi berada di urutan teratas
dengan skala 1.75. Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Perdagangan
Gita Wirjawan berada di urutan kedua dan ketiga dengan porsi 1.18 dan
1.05. Sementara itu, Kedua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo
Subianto berada di peringkat selanjutnya dengan skala 0.40.
Apa yang membuat Jokowi sukses menjadi media darling?
Berdasarkan hasil penelitiannya, Purengage menyimpulkan Jokowi berhasil menjadi media darling karena sukses mengelola opini media massa melalui kerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Ini menunjukkan bahwa Jokowi berhasil menjadi media darling,” kata Business Development Purengage, Dheve Algamar.
Selain
popularitas dan tingkat paling difavoritkan di portal berita, Purengage
juga melakukan penelitian yang sama di media sosial Twitter. Menurut
penelitian ini, Jokowi hanya berada di urutan ketiga dengan skala 1.03.
Peringkat satu dan dua secara berurut ditempati Gita (1.34) dan Dahlan
(1.24). Prabowo tetap berada di peringkat keempat dengan skala 0.76.
Hanya
saja, Purengage menilai popularitas dan keterfavoritan Jokowi di media
dianggap tidak natural karena saat ini media hanya dikuasai oleh
segelintir kelompok elite saja. Menurut lembaga ini, popularitas dan
keterfavoritan di Twitter yang lebih natural. Twitter dianggap dapat
mewakili opini setiap orang dan tidak memiliki kepentingan-kepentingan
tertentu.
Dalam penelitian ini, aspek favorabilitas tersebut
diukur dari konten yang positif, netral dan negatif di dua jenis media
tersebut. Konten positif diberi nilai 3, konten netral diberi nilai 1
dan konten negatif diberi nilai -3. Metode pengukuran konten tersebut
adalah gabungan dari metode mesin (kuantitatif) sebesar 80 persen, dan
dikroscek kembali dengan metode analisis manusia (kualitatif) sebesar 20
persen.
Jokowi dan Prabowo dipilih sebagai sampel karena paling
sering muncul di portal berita dari tokoh non-konvensi demokrat. Nama
kedua tokoh tersebut berada diatas 18 tokoh lainnya, seperti Megawati
Soekarno Putri, Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie. Sementara itu, Gita dan
Dahlan dipilih mewakili tokoh Konvensi Demokrat. Nama mereka berada
diatas peserta konvensi demokrat lainnya seperti Marzukie Ali dan
Pramono Edhie. Periode penelitian ini dilakukan dari 1 Juli hingga 31
Agustus 2013.
Dheve mengatakan, penelitian ini murni dilakukan oleh Purengage tanpa menggunakan dana ataupun sponsor dari pihak lain.
"Purengage, kita seratus persen membiayai penelitian ini, tanpa ada sponsor apa pun dari siapa pun," kata Dheve.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar