Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebaiknya segera menetapkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres menjelang Pemilu Legislatif (Pileg). Pasalnya,
jika penetapan itu dilaksanakan setelah Pileg dinilai tidak tepat.
Demikian penilaian Pengamat Politik dan Kebijakan Publik UI, Andrianof Chaniago kepada wartawan di Jakarta, Minggu (8/9/2013).
"Saat
ini popularitas dan elektabiltas Jokowi dari hasil survei paling tinggi
dibandingkan calon lainnya. jadi idealnya ditetapkan dilakukan setelah
Pileg," ujarnya.Diakuinya, dalam memutuskan dan menetapkan
Jokowi sebagai capres banteng pada Pilpres 2014 memang membutuhkan
pertimbangan yang matang, termasuk jika dilakukan setelah Pileg. Di sisi
lain, ujarnya lagi kalau dilakukan saat Pileg sudah sangat telat. Jadi
idealnya, menurut Adrianof dilakukan menjelang Pileg saja.
Menurut
dia, kalau dilakukan setelah Pileg, tidak menguntungkan bagi PDI-P karena masyarakat yang mendukung PDI-P akan dibuat
ragu.Jika tadinya masyarakat mau memilih PDI-P karena Jokowi
ditetapkan jadi presiden, akan berpikir ulang untuk memilih partai itu
pada Pileg.
"Kalau dihitung keuntungan, langkah ini justru tidak
menguntungkan bagi PDI-P karena masyarakat menjadi ragu termasuk
mendukung dan memilih PDI-P. Masyarakat tentunya membutuhkan
kepastian," ujarnya.
Apalagi masyarakat, menurut dia, sudah
terlanjur kepincut terhadap sosok kepemimpinan Jokowi. PDI-P pun kata
Andrianof , harus sadar kalau popularitas dan elektabilitas Jokowi
tinggi maka akan berdampak ke PDI-P.
"Sosok Jokowi telah berhasil
mengangkat citra PDI-P saat ini. Dengan gayanya yang humanis dan juga
tampilannya yang sederhana, Jokowi yang gubernur DKI Jakarta berhasil
memikat masyarakat Jakarta ketika pilkada dan setelah itu dengan gaya
blusukannya berhasil memikat masyarkaat Indonesia yang secara tidak
langsung berpengaruh pada citra PDI-P," demikian Andrianof.
Sumber :
rmol.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar