Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mempunyai elektablitas tertinggi denga 34,6 persen, dalam hasil survei dari Indonesia Network Election Survey (INES).
Dalam elektablitas tersebut, Prabowo mengalahkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang hanya mendapat 21,4 persen yang selama ini unggul diberbagai lembaga survei.
"Prabowo Subianto mempunyai elektabilitas 34,6 persen. Hal ini tercermin dari gaya kepemimpinannya yang tegas serta keinginan masyarakat nmempunyai pemimpin yang punya gaya kepemimpinan antitesa dari SBY," ujar Direktur Eksekutif INES, Irwan Suhanto dalam pemaparan hasil surveinya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2013).
Irwan menjelaskan, Jokowi menempati posisi kedua dikarenakan masyarakat masih menagih janji Jokowi terkait mobil Esemka yang sempat digadang-gadangkan saat kampanye.
"Mobil Esemka pernah jadi kampanye unggulan oleh Jokowi ketilka mulai membangun image untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sampai hari ini proyek mobil Esemka tidak jelas perkembangannya," paparnya.
Dia melanjutkan, sikap Ahok saat menghadapi masyarakat yang menjadi korban penggusuran juga mempengaruhi elektabilias Jokowi. "Ini sesuai dengan kenyataan bahwa masyarakat menilai yang menghadapi kelompok penolakan penggusuran pedagang kaki lima, penggusuran waduk pluit, protes dari Komnas HAM serta aksi tuntutan buruh mengenai UMR DKI Jakarta adalah Ahok, bukan Jokowi," jelasnya.
Posisi ketiga sendiri ditempati oleh Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan mendapatkan 9,2 persen.
Pengumpulan data dalam survei ini menggunakan metode tatap muka langsung (Face to face interview), dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan informasi. Pertanyaan menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka (Open Ended) dan pertanyaan tertutup (Close ended).
Sampling frame dalam survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih pada saat Pemilu 2014. Sample yang diambil adalah 8280 responden di 33 Provinsi, 390 Kabupaten, 92 Kotamadya, meliputi 600 desa dan 425 Kelurahan dengan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Untuk sample yang dilakukan menggunakan metode stratified random sampling. Sample diambil secara random atas dasar provinsi, proporsi desa kota, penghasilan dan jenis kelamin.
Sumber :
okezone.com
Di Indonesia ini, apa sich yang tidak bisa dibeli dengan uang?
BalasHapusDi Indonesia ini, apa sich yang tidak bisa dibeli dengan uang?
BalasHapus