Kamis, 05 September 2013

Jokowi Masih Banyak Tugas, Jangan Dulu Nyapres

Nasib kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta sedikit banyak ditentukan saat Rakernas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sayangnya Jokowi masih menyimpan PR yang banyak di Jakarta.
"Keberhasilan Jokowi jangan dilihat saat ini, karena masih dalam masa transisi. Hal ini baru dapat dilihat 6 bulan dari sekarang. Masih banyak tugasnya menata Jakarta. Kurang tepat kalau harus maju sekarang," kata pengamat perkotaan, Yayat Supriatna saat dihubungi, Kamis (5/9/2013).
Yayat mengatakan, seluruh perubahan Jakarta yang dilakukan Jokowi saat ini belum dapat dikatakan sepenuhnya berhasil. Sebut saja kios gedung pasar yang didapatkan para pedagang kaki lima (PKL). Juga unit rusun yang diberikan sebagai bentuk kompensasi bagi warga yang terkena dampak relokasi waduk. Semuanya saat ini masih dalam masa percobaan atau gratis.
"Itu diukur setelah mereka sudah diharuskan membayar sewa. Jika nanti semua dikenakan sewa dan apakah mereka akan tetap di sana? Tidak kembali lagi ke tempatnya semula?" lanjut Yayat.
Yayat melanjutkan, saat itulah yang menjadi tantangan program-program DKI. Hal ini karena berkaitan dengan mengubah pola hidup yang sudah melekat selama berpuluh-puluh tahun oleh warga Jakarta.
Selain itu, Jokowi bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus memastikan sistem kerja yang baik, jujur dan tegas pada jajaran di bawahnya, apakah sudah tertanam dengan baik atau belum.
"Aparat-aparat di bawahnya juga harus dihitung. Jangan apa-apa kembali ke Jokowi," ujar pengamat dari Universitas Trisakti ini.

Proses pembenahan Jakarta baru saja dimulai satu-persatu. Belum termasuk dengan proyek jangka panjang sepertti Giant Sea Wall, MRT, Monorail, dan ruas JLNT (Jalan Nn Tol). Hal ini juga membutuhkan perhatian besar dari Jokowi.
Belum termasuk dengan segala intrik yang mengikuti proses pembenahan tersebut. Banyaknya program yang belum terlihat hasilnya secara maksimal harus dihitung secara matang oleh partai PDI-P agar kelak tidak menjadi boomerang bagi mereka.
"Menata ibukota akan jadi sebuah langkah kecil untuk menata negara. Pak Jokowi jangan dijadikan dari sisi partai saja tetapi harus disokong dengan perhitungan yang matang," pungkasnya.
Rakernas PDI-P rencananya akan dimulai hari ini 6 September 2013 s/d 8 September 2013. Salah satu agenda pembahasan di dalamnya yakni mengenai calon presiden yang akan diusung partai berlambang banteng ini di pemilu 2014. Jokowi sendiri akan hadir dan memberi sambutan dalam acara tersebut sebagai Gubernur DKI Jakarta yang diundang, bukan sebagai kader PDI-P.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar