Belum dibayarkannya gaji sejumlah petugas penjaga sampah di saringan
pintu air sampai juga ke telinga Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Jokowi
mengatakan akan mengecek dahulu pihak yang bertanggungjawab terhadap
kesejahteraan mereka. Lalu akan memerintahkannya untuk segera membayar.
"(Petugas)
Kebersihan itu outsourcing dari perusahaan (atau bukan) saya nggak
ngerti. Nanti saya cek, (lalu) perintah, bayar. Simpel," ujar Jokowi
usai Seminar Nasional Membangun Sistem Pengendalian Intern dan Reformasi
Birokrasi Menuju Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Bersih di
Gedung BPKP Pusat, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (16/5/2013).
Jokowi
mengatakan tidak mengetahui persis apakah pekerja kebersihan yang belum
menerima gaji tersebut adalah pegawai honorer di bawah Dinas Pekerjaan
Umum DKI atau outsourcing perusahaan lain. Karena itu tidak bisa begitu
saja memberikan sanksi kepada pihak yang bersangkutan.
"Dikit-dikit
sanksi. Ya nggak ngerti. Yang nggak gaji siapa? Apa itu honorer atau
outsourcing perusahaan? Tanya saja, saya nggak ngerti," tuturnya.
Slamet
Riyadi (31), petugas pintu sampah otomatis Cawang Kompor belum menerima
gaji sejak beberapa bulan terakhir. Bukan hanya Slamet, beberapa
rekannya seprofesi juga mengalami hal yang sama. Menurut Slamet, sebelum
ini dia dan rekan-rekannya mendapatkan gaji sebesar Rp 1,5 juta/bulan
dari Dinas PU DKI.
"Kemarin kita sudah datang ke dinas, kita disuruh keluar, sabar-sabar melulu," tuturnya.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar