Kamis, 16 Mei 2013

Jokowi: Tak Ada Pengamanan Tingkat Tinggi di Waduk Pluit

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengaku pihaknya bekerja sama dengan Kepolisian untuk mengerahkan Brimob dalam proses normalisasi Waduk Pluit. Namun, Jokowi membantah jika ada tindak kekerasan di dalam pengerjaan tersebut, karena Brimob hanya melakukan pengamanan.
"Kalau tidak ada polisi di sana gimana mau kerja? Di-stop, kemudian ada yang melempar batu. Sopirnya atau opertatornya enggak berani. Polisi nunggu operatornya itu. Pengamanan tingkat tinggi gimana? Biasa saja, masa tingkat tinggi. Kalau saya di lapangan biasa-biasa saja," ujar Jokowi di Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (15/5/2013).
Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan, alasan mengerahkan Brimob, karena petugas di lapangan tidak berani melakukan normalisasi.
"Mereka enggak berani, yang ngeruk sungai enggak berani. Angkat tangan. Mereka diancam untuk tidak meneruskan pengerukan," terangnya.
Brimob yang berjaga di Waduk Pluit, lanjut Jokowi, hanya berjaga dan mengamankan lokasi. "Ya jaga, polisinya hanya duduk-duduk. Jangan diangkat-angkat, kelihatan panas. Enggak ada apa-apa. Saya tiap hari ke sana," tandasnya.
Sekadar diketahui, bangunan yang berdiri di atas area waduk tersebut, luasnya mencapai 20 hektare atau seperempat dari luas waduk 80 hektare.
Bangunan yang ada bukan hanya rumah-rumah kumuh saja, melainkan juga bangunan mewah yang dibangun oleh developer kemudian disewakan untuk orang lain.


Sumber :
okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar